Bad Boy / Bad Man
eps 6
"Kemanakah aku menuju? ke surga atau neraka?" : cukilan puisi Gun Wook
"Kucing juga tidak membunuh tikus sekali terkam tapi bermain-main dulu dengannya sampai bosan, baru membunuhnya" : kiasan Gun Wook pada Tae Sung
"Apa bapak bersedia membunuh orang juga" : tanya Gun wook pada seorang bapak tua
"Iya benar aku mendekatimu karena kupikir kamu Hong Tae Sung anak ke2 Grup Haeshin. Aku mendekatinya karena ingin mendapatkannya!" ; kata Jae In pada Gun Wook
"Kamu ternyata seorang laki-laki iseng juga. Padahal aku mulai suka dan bersimpati padamu" ; kata Jae In pada Gun Wook yang dia pikir Hong Tae Sung.
"Apa dia (gun Wook) akan dapat membawa Tae Sung pada waktunya, atau tak sanggup lalu menghilang" ; direktur Hong
"Mengapa harus dengan Hong tae sung?" : tanya Gun Wook pada Jae In
Ryu Sensei, meninggalkan Moon Jae In dan Hong Tae Sung yang tengah asyik ribut berdua. Begitu sadar Jae In panik karena ditinggal pergi Ryu Sensei. tempat itu cukup terpencil , jarang ada kendaraan yang lewat. Cuaca di sana bersalju dan sangat dingin.
Mereka sudah menunggu lama tapi tidak ada taksi yang lewat.
"Hey bung, kamu tahu tidak nomor penerangan di Jepang, aku ingin tanya nomor telepon taksi", tanya Jae In
"Daripada telepon penerangan mengapa tidak kau telepon saja teman di keretamu "Gun Ook" itu?", sindir Tae Sung
"Sudah, sepertinya dia sibuk, teleponnya tidak diangkat", Jae In mulai cemas dan kedinginan (ketiduran di kursi itu kali ya Gonuk)
"Eh ngomong-ngomong mengapa kamu tertarik dengan topeng kaca itu?"
"Seseorang yang aku kenal berminat pada topeng kaca itu, aku akan mendahuluinya dan menantangnya", kata Tae Sung ringan (maksudnya Jae In apa ibunya ya..aku agak bingung)
Jae In tidak mengerti orang kaya menghabiskan uang banyak hanya untuk motif jelek seperti itu.
Lama-lama di luar Hong Tae Sung kedinginan juga, dia mencoba menghubungi Gun Wook. Gun Wook sudah ke luar dari kamar, mencari udara segar sambil minum air mineral. Dia malas menjawab telepon dari Tae Sung.
"Hey bung, kamu tahu tidak nomor penerangan di Jepang, aku ingin tanya nomor telepon taksi", tanya Jae In
"Daripada telepon penerangan mengapa tidak kau telepon saja teman di keretamu "Gun Ook" itu?", sindir Tae Sung
"Sudah, sepertinya dia sibuk, teleponnya tidak diangkat", Jae In mulai cemas dan kedinginan (ketiduran di kursi itu kali ya Gonuk)
"Eh ngomong-ngomong mengapa kamu tertarik dengan topeng kaca itu?"
"Seseorang yang aku kenal berminat pada topeng kaca itu, aku akan mendahuluinya dan menantangnya", kata Tae Sung ringan (maksudnya Jae In apa ibunya ya..aku agak bingung)
Jae In tidak mengerti orang kaya menghabiskan uang banyak hanya untuk motif jelek seperti itu.
Lama-lama di luar Hong Tae Sung kedinginan juga, dia mencoba menghubungi Gun Wook. Gun Wook sudah ke luar dari kamar, mencari udara segar sambil minum air mineral. Dia malas menjawab telepon dari Tae Sung.
Tae Sung kesal panggilannya tidak dijawab, dia lalu menelepon lagi. Gun Ook kali ini mengangkatnya. Gun Ook cuma memicingkan mata dan menjauhkan telepon dari telinganya dengan cuek karena mendengar Tae Sung berteriak marah dari telepon (Cool banget Gonuk Oppa).
Tae Sung minta Gun Wook menemui Ryu Sensei melobinya lagi untuk mendapatkan topeng kaca itu.
"Setelah itu kamu jemput kami ke sini ya!"
"Kami?" , Gun Ook bingung.
Detektif Kwak dan detektif Lee menyelidiki laki-laki yang ditemui Sun Yong sebelum meninggal. Mereka masih menyelidiki Hong Tae SUng yang dilentarkan Grup Haeshin. Dari panti asuhan mereka mendapat informasi bahwa Tae Sung pernah sekolah di SD Namnam. Detektif Lee menanyakan anak bernama Hong Tae Sung. Di arsip sekolah itu tidak tercantum foto Hong Tae Sung karena dia sekolah hanya 6 bulan. Setelah itu dia keluar sekolah tanpa melapor apa-apa.
Gun Ook tidak langsung pergi (cuekin aja lah kali2 tae sung itu). Dia terlihat di depan komputer menggunakan internet (duh di depan komputer aja keliatan keren). Dia menulis email kepada orang kepercayaannya/temannya di Seoul bahwa dia akan berada di jepang untuk sementara untuk mendapatkan kepercayaan dari Hong Tae Sung. Dalam menjalankan rencananya membalas pada Haeshin grup Gun Wook rupanya memang tidak bekerja sendiri. Dia juga menelepon teman lainnya untuk mencari info perusahaan Haeshin yang tender di Amerika.
"Setelah itu kamu jemput kami ke sini ya!"
"Kami?" , Gun Ook bingung.
Detektif Kwak dan detektif Lee menyelidiki laki-laki yang ditemui Sun Yong sebelum meninggal. Mereka masih menyelidiki Hong Tae SUng yang dilentarkan Grup Haeshin. Dari panti asuhan mereka mendapat informasi bahwa Tae Sung pernah sekolah di SD Namnam. Detektif Lee menanyakan anak bernama Hong Tae Sung. Di arsip sekolah itu tidak tercantum foto Hong Tae Sung karena dia sekolah hanya 6 bulan. Setelah itu dia keluar sekolah tanpa melapor apa-apa.
Gun Ook tidak langsung pergi (cuekin aja lah kali2 tae sung itu). Dia terlihat di depan komputer menggunakan internet (duh di depan komputer aja keliatan keren). Dia menulis email kepada orang kepercayaannya/temannya di Seoul bahwa dia akan berada di jepang untuk sementara untuk mendapatkan kepercayaan dari Hong Tae Sung. Dalam menjalankan rencananya membalas pada Haeshin grup Gun Wook rupanya memang tidak bekerja sendiri. Dia juga menelepon teman lainnya untuk mencari info perusahaan Haeshin yang tender di Amerika.
Shim Gun Wook datang ke workshop Ryu Sensei. Ryu Sensei yang baru datang, mengenali Gun Ook
"Kamu pria yang bersama asisten dosen itu ya? Maaf ya aku meninggalkan pacarmu dengan lelaki lain di jalanan padahal jarang kendaraan lewat" , kata Ryu Sensei (nakal juga si Ryu Sensei ini)
Gun Ook sepertinya baru sadar Jae In bersama Tae Sung.
Mereka lalu masuk dan bicara di dalam.
"Kamu tidak apa-apa gadismu di luar bersama lelaki lain?"
"Itu tidak masalah"
"Kamu begitu percaya diri ya", puji Ryu Sensei (Gonuk gitu loh)
Gun Wook menanyakan perihal topeng kaca itu. Ryu Sensei sepertinya bingung juga 3 orang sudah mengejar-mengejarnya untuk topeng kacanya.
Mereka lalu masuk dan bicara di dalam.
"Kamu tidak apa-apa gadismu di luar bersama lelaki lain?"
"Itu tidak masalah"
"Kamu begitu percaya diri ya", puji Ryu Sensei (Gonuk gitu loh)
Gun Wook menanyakan perihal topeng kaca itu. Ryu Sensei sepertinya bingung juga 3 orang sudah mengejar-mengejarnya untuk topeng kacanya.
"Memang menurutmu topeng seperti itu ada di dunia ini? Topeng biasanya khan untuk menyembunyikan muka, tapi ini malah transparan", pancing Ryu Sensei.
"Seseorang (jae In) pernah mengatakan padaku bahwa orang menggambar pemandangan karena menghargainya" jawab Gun Ook
Gun Ook percaya topeng itu ada. karena Ryu sensei adalah seniman kaca,tentu dia ingin membuat sesuatu yang berharga dari kaca sesuai keahliannya.
"Wajah siapa itu?" tembak Gun Ook.
Jae In dan Tae Sung akhirnya berjalan mencari tempat berteduh, mereka melewati salju yang sangat tebal. Mereka akhirnya berteduk di sebuah pondok kecil (kayak pos tempat nongkrong gitu lah).
Tae Sung kedinginan meminta Jae In membuka saja Soju yang dia miliki. Jae In menolak karena soju itu tadinya buah tangan untuk Ryu Sensei. Melihat Tae Sung protes akhirnya dia berikan juga Soju itu pada Tae Sung.
Jae In kembali ke pinggir jalan menanti mobil yg lewat. Dia kahirnya melihat mobil pick up lewat dan memberhentikannya dan minta izin menumpang ke kota.
Jae In kembali ke pinggir jalan menanti mobil yg lewat. Dia kahirnya melihat mobil pick up lewat dan memberhentikannya dan minta izin menumpang ke kota.
Melihat peristiwa itu, Tae Sung teringat saat pertama kali dia bertemu dengan Sun Yong. Waktu itu saat musim semi di Jepang, di pinggir jalan seorang gadis menstop mobilnya dan minta ijin menumpang.
Komentar : Dibanding dengan KNG, Han Ga In berusaha berbahasa Jepang dengan aksen dan intonasi mirip aslinya. Han ga In jadi terdengar kaku dan terbata-bata ngomong bahasa jepang. KNG agak cuek ga spt laki-laki jepang yg bicara banyak penekanan dan terpatah-patah. KNG terdengar bicara dengan aksen dan irama yang biasanya, dalam dan menghanyutkan hehe, i love it. Kalo Kim Jae Wook jangan ditanya, dia kecil di jepang, ngomong jepang menurutku ya kyk orang jepang cuma cadel aja
Mereka berdua lalu menumpang di belakang mobil pada cuaca dingin seperti itu (kirain mo desek2an di depan, dasar orang jepang taat aturan banget).
Gun Ook ternyata sudah melihat mereka berdua, dia diam-diam membututi mobil mereka. Gun Ook memikirkan Jae In, dia ingat mulai dari awal mereka bertemu, lucunya (waktu dia isengin), marahnya (waktu tahu dia bukan tae sung) dan senyumnya. Saat hari mulai gelap, mereka baru sampai di kota.
Tae sung mengajak Jae In masuk ke suatu tempat menghangatkan kaki mereka. (mreka minum sesuatu, aku ga ngerti minum mungkin di kita kyk jamu atau bandrek). Tae Sung sempat memungut syal Jae in yang jatuh di mobil, dia lalu memasangkan lagi syal itu di leher Jae In (tae sung pasti seneng banget berduaan ma Jae In)
Tae sung mengajak Jae In masuk ke suatu tempat menghangatkan kaki mereka. (mreka minum sesuatu, aku ga ngerti minum mungkin di kita kyk jamu atau bandrek). Tae Sung sempat memungut syal Jae in yang jatuh di mobil, dia lalu memasangkan lagi syal itu di leher Jae In (tae sung pasti seneng banget berduaan ma Jae In)
Gun Ook lalu menelpon Tae Sung.
"Anda di mana? Aku mencarimu ke mana-mana", kata Gun Ook berbohong.
Tae Sung lalu berkata tak perlu dijemput lagi dia bisa pulang sendiri.
Gun Ook lalu pulang ke penginapan dan berendam di Onsen (pemandian air panas). Dia berusaha menghilangkan gundah gulana di hati dan pikirannya.
"Anda di mana? Aku mencarimu ke mana-mana", kata Gun Ook berbohong.
Tae Sung lalu berkata tak perlu dijemput lagi dia bisa pulang sendiri.
Gun Ook lalu pulang ke penginapan dan berendam di Onsen (pemandian air panas). Dia berusaha menghilangkan gundah gulana di hati dan pikirannya.
Namun Tiba-tiba Hpnya kembali berbunyi, kali ini ternyata dari preman Jepang suruhannya, yang dulu pernah menjual obat pada Tae Sung. Preman itu ingin uang.
"Kau sudah kubilang hanya aku yang akan menghubungimu", Gun Ook langsung mematikan HPnya.
Gun Ook pusing dan menenggelamkan kepalanya di Onsen.
Di korea, di apartemen Taera sedang sibuk menyiapkan makan malam. Suami Taera, sang Jaksa, kali ini bisa pulang cepat dan akan makan malam bersama. Bel rumah berbunyi, ternyata Mone yang muncul. Dia langsung marah-marah pada kakaknya dan menuduhnya bersekongkol dengan ayah dan ibu untuk mengirimkan dia sekolah di luar negeri. Mone marah, begitu sadar dia berusaha dipisahkan dengan Gun Ook Oppa, saat Gun Ook sedang berada di Jepang. Mone berkata bahwa dia tidak akan seperti kakaknya.
"Kau sudah kubilang hanya aku yang akan menghubungimu", Gun Ook langsung mematikan HPnya.
Gun Ook pusing dan menenggelamkan kepalanya di Onsen.
Di korea, di apartemen Taera sedang sibuk menyiapkan makan malam. Suami Taera, sang Jaksa, kali ini bisa pulang cepat dan akan makan malam bersama. Bel rumah berbunyi, ternyata Mone yang muncul. Dia langsung marah-marah pada kakaknya dan menuduhnya bersekongkol dengan ayah dan ibu untuk mengirimkan dia sekolah di luar negeri. Mone marah, begitu sadar dia berusaha dipisahkan dengan Gun Ook Oppa, saat Gun Ook sedang berada di Jepang. Mone berkata bahwa dia tidak akan seperti kakaknya.
"Karena kau menikah tanpa cinta , apa aku juga harus seperti itu?!", sindir Mone pedas.
Mone menegaskan bahwa dia tidak akan seperti kakaknya menerima pernikahan tanpa cinta, dia ingin menikah dengan Gun Ook yang dicintainya.
Pagi hari di penginapan, Jae In ingin pergi ke Onsen, dia berjalam sambil menulis sms dia tak tahu Gun Ook yang menghadang jalannya.
"Permisi...", kata Jae In dalam bahasa Jepang.
Jae In tak menyangka melihat Gun Ook.
"Senang ya kemarin?", sapa Gun Ook sambil tersenyum (sekarang udah bisa senyum semalem bete hehe)
Mone menegaskan bahwa dia tidak akan seperti kakaknya menerima pernikahan tanpa cinta, dia ingin menikah dengan Gun Ook yang dicintainya.
Pagi hari di penginapan, Jae In ingin pergi ke Onsen, dia berjalam sambil menulis sms dia tak tahu Gun Ook yang menghadang jalannya.
"Permisi...", kata Jae In dalam bahasa Jepang.
Jae In tak menyangka melihat Gun Ook.
"Senang ya kemarin?", sapa Gun Ook sambil tersenyum (sekarang udah bisa senyum semalem bete hehe)
Jae In bingung, tak mengerti apa yang dibicarakan Gun Ook. Jae In tak tahu Gun Ook tahu dia bersama tae sung. (aduh Jae In klo Oppa senyum gitu ma aku, ga pake bingung langsung klepek2)
Tae Sung kehilangan dompetnya, dia meminta uang pada Gun Ook. Gun Ook menyerahkan dompetnya pada bosnya itu. Tae Sung mengambil puluhan ribu yen dan hanya mengembalikan 1000 yen pada Gun Ook (dasar boss).
Hong Tae ra pergi ke rumah ibunya, dia membicarakan Mone yang menemuinya dan ngamuk kemarin malam. Mone juga ternyata dan tidak pulang ke rumah.
Ny. Shim juga berkata tentang suami Taera yang menemui Tn. Hong meminjam uang.
"Sepertinya keluarga mertuamu itu sedang ada masalah. Apa kau tak tahu tentang ini? Kalian suami istri apa jarang ngobrol?", Ny. Shim heran
Mereka juga khawatir suami Taera terlibat kasus KKN (Gun Ook kayaknya tahu juga nih)
Mone ternyata menginap di hotel dan menyewa suiteroom. Hong Taera menjemput Mone pulang. Mone menolak pulang dan berkata telah memesan tiket dan ingin pergi ke Jepang mencari Gun Ook Oppanya (kalo bahasanya Lana, Akang Gun Wook wkwkwk).
Taera mengambil dompet Mone dan mengambil kartu kredit dan semua travel check Mone.
"Silakan kalau mau pergi", tantang Taera
Jae In kembali ke workshop Ryu Sensei. RYu sensei tidak ada di sana, dia diberitahu Ryu Sensei sedang mengambil topengnya. Jae In lalu pulang kembali.
Gun Wook mencari dompet Tae sung. pergi ke tempat yang dilalui Tae Sung kemarin. Gun Wook akhirnya menemukan dompet Tae sung di pondok (untung di Jepang, tu dompet tebel ga ilang)
Tae Sung kehilangan dompetnya, dia meminta uang pada Gun Ook. Gun Ook menyerahkan dompetnya pada bosnya itu. Tae Sung mengambil puluhan ribu yen dan hanya mengembalikan 1000 yen pada Gun Ook (dasar boss).
Hong Tae ra pergi ke rumah ibunya, dia membicarakan Mone yang menemuinya dan ngamuk kemarin malam. Mone juga ternyata dan tidak pulang ke rumah.
Ny. Shim juga berkata tentang suami Taera yang menemui Tn. Hong meminjam uang.
"Sepertinya keluarga mertuamu itu sedang ada masalah. Apa kau tak tahu tentang ini? Kalian suami istri apa jarang ngobrol?", Ny. Shim heran
Mereka juga khawatir suami Taera terlibat kasus KKN (Gun Ook kayaknya tahu juga nih)
Mone ternyata menginap di hotel dan menyewa suiteroom. Hong Taera menjemput Mone pulang. Mone menolak pulang dan berkata telah memesan tiket dan ingin pergi ke Jepang mencari Gun Ook Oppanya (kalo bahasanya Lana, Akang Gun Wook wkwkwk).
Taera mengambil dompet Mone dan mengambil kartu kredit dan semua travel check Mone.
"Silakan kalau mau pergi", tantang Taera
Jae In kembali ke workshop Ryu Sensei. RYu sensei tidak ada di sana, dia diberitahu Ryu Sensei sedang mengambil topengnya. Jae In lalu pulang kembali.
Gun Wook mencari dompet Tae sung. pergi ke tempat yang dilalui Tae Sung kemarin. Gun Wook akhirnya menemukan dompet Tae sung di pondok (untung di Jepang, tu dompet tebel ga ilang)
Lalu kebetulan Ryu Sensei lewat pondok itu. Dia mengajak Gun Ook ikut besertanya.
Gun Ook diajak ke areal pemakaman. Di depan nisan seorang wanita ada sebuah box dari kayu. Ryu Sensei mengambil kunci dan membuka box itu. Di dalamnya ada topeng kaca berwarna biru transparan, pas seukuran wajah manusia. Ryu Sensei menempelkan topeng itu di wajahnya.
"Dengan topeng kaca ini aku ingin melihat sesuatu yang dilihat olehnya", kata Ryu Sensei. Topeng dan wanita yang menjadi model topengya itu sepertinya sangat berarti buat Ryu Sensei.
Di penginapan, Jae In melihat Hong Tae Sung pergi. Karena dia kira Tae Sung akan pergi menemui Ryu Sensei, Jae In buru-buru ikut dengannya. Mereka berdua naik taksi dan berhenti di sebuah kedai Udon (semacam kedan mie bakso kalau di Indonesia). Jae In mengira Ryu Sensei ada di sana. Namun Tae Sung tidak sedang mencari Ryu Sensei. Tae Sung terlihat berat saat akan masuk ke dalam. Jae In memesan Udon dengan semangat, perutnya sedang lapar. Sedangkan Tae Sung tampak menyimpan beban yang berat.
Gun Ook diajak ke areal pemakaman. Di depan nisan seorang wanita ada sebuah box dari kayu. Ryu Sensei mengambil kunci dan membuka box itu. Di dalamnya ada topeng kaca berwarna biru transparan, pas seukuran wajah manusia. Ryu Sensei menempelkan topeng itu di wajahnya.
"Dengan topeng kaca ini aku ingin melihat sesuatu yang dilihat olehnya", kata Ryu Sensei. Topeng dan wanita yang menjadi model topengya itu sepertinya sangat berarti buat Ryu Sensei.
Di penginapan, Jae In melihat Hong Tae Sung pergi. Karena dia kira Tae Sung akan pergi menemui Ryu Sensei, Jae In buru-buru ikut dengannya. Mereka berdua naik taksi dan berhenti di sebuah kedai Udon (semacam kedan mie bakso kalau di Indonesia). Jae In mengira Ryu Sensei ada di sana. Namun Tae Sung tidak sedang mencari Ryu Sensei. Tae Sung terlihat berat saat akan masuk ke dalam. Jae In memesan Udon dengan semangat, perutnya sedang lapar. Sedangkan Tae Sung tampak menyimpan beban yang berat.
Dia duduk sambil memperhatikan ibu pemilik kedai itu. Dia ingat wanita yang sama itu pernah membawa dia ke sebuah tempat asing saat dia kecil, dan menitipkannya di sana. Tae Sung kecil menolak
"Ibu nanti akan segera kembali, Nak", kata ibu tadi
Tae Sung menangis, sampai hari ini rasanya ibunya tak pernah kembali.
Tae Sung tidak nafsu makan mengingat kejadian itu. Ibu pemilik kedai menyapanya. Tae sung tak kuat untuk menahan tangisannya dan pecah seketika. Dia langsung keluar dan memuntahkan makanannya.
"Ibu nanti akan segera kembali, Nak", kata ibu tadi
Tae Sung menangis, sampai hari ini rasanya ibunya tak pernah kembali.
Tae Sung tidak nafsu makan mengingat kejadian itu. Ibu pemilik kedai menyapanya. Tae sung tak kuat untuk menahan tangisannya dan pecah seketika. Dia langsung keluar dan memuntahkan makanannya.
"Topeng itu sudah tidak ada lagi padaku, teman priamu yang membawanya, kau minta saja padanya"
Shim Gun Wook kembali ke penginapan. Dia membawa kotak berisi topeng kaca ke kamar Hong Tae Sung dan meletakkan di sana. Dia mengambil topeng itu dan berusaha memandang lewat kaca transparannya.
Dia teringat akan Jae In.
Detektif kwak dan Detektif Lee menunggu di depan rumah Hong Tae Sung. Mone mengendap-endap di rumah ingin pergi keluar tanpa sepengetahuan orang rumah. Begitu sampai di pagar dia didatangi detektifyang menayakan hubungannya dengan detektif.
"Dia abang saya", kata Mone.
Mone berkata abangnya sedang ada di Jepang dan dia tak punya nomor teleponnya.
"Apa ada saudara atau teman yang tahu nomor teleponnya?"
Mone tiba-tiba teringat Gun Wook Oppanya dan menelepon Oppa.
Gun Wook sedang menyetir mengantar Hong Tae Sung saat menerima telepon dari Mone.
Detektif kwak dan Detektif Lee menunggu di depan rumah Hong Tae Sung. Mone mengendap-endap di rumah ingin pergi keluar tanpa sepengetahuan orang rumah. Begitu sampai di pagar dia didatangi detektifyang menayakan hubungannya dengan detektif.
"Dia abang saya", kata Mone.
Mone berkata abangnya sedang ada di Jepang dan dia tak punya nomor teleponnya.
"Apa ada saudara atau teman yang tahu nomor teleponnya?"
Mone tiba-tiba teringat Gun Wook Oppanya dan menelepon Oppa.
Gun Wook sedang menyetir mengantar Hong Tae Sung saat menerima telepon dari Mone.
Mone lalu menanyakan keadaan kakaknya Hong Tae Sung. Detektif Kwak tak sabar ingin menelepon Hong Tae Sung. Gun Wook menerima telepon dari Detektif Kwak dia merasa pasti ada hubungannya dengan Sun Yong, dia mulai berhati-hati. Gun Wook lalu menyerahkan HPnya pada Hong Tae Sung.
Tae Sung menerima telepon. detektif kwak menanyakan tentang kemungkinan ada tae sung yang lain. Gun Wook mencoba menguping pembicaraan mereka. Tae Sung bingung tak lama lalu menutup teleponnya.
Detektif Lee lalu meninggalkan teleponnya pada Mone jika suatu saat kakaknya menelepon lagi.
Preman yang pernah disewa Gun Wook untuk mengerjai Tae Sung, diam-diam membuntuti mobil mereka. Gun Wook sempat memberhentikan mobilnya untuk beristirahat dan keluar dari mobil. Preman itu menelepon Gun Wook, tapi ternyata HPnya diangkat oleh Tae Sung.
Detektif Lee lalu meninggalkan teleponnya pada Mone jika suatu saat kakaknya menelepon lagi.
Preman yang pernah disewa Gun Wook untuk mengerjai Tae Sung, diam-diam membuntuti mobil mereka. Gun Wook sempat memberhentikan mobilnya untuk beristirahat dan keluar dari mobil. Preman itu menelepon Gun Wook, tapi ternyata HPnya diangkat oleh Tae Sung.
Melihat Gun Wook tak menerima telepon preman itu langsung mengenali bahwa yang dia ajak bicara hong tae Sung. Tae Sung juga mengenali suara si preman itu dan kesal. Tae Sung heran ternyata preman itu mengenal Gun Wook. Preman itu berkata dia berbuat begitu karena uang. Tae Sung sekarang jadi benar-benar mencurigai bahwa Gun Wooklah orang yang menariknya tenggelam di laut.
Tae Sung yang curiga lalu mendekati Gun Wook di jembatan.
"Kapan kamu datang ke sini, apa yang kamu kerjakan sebelum menemuiku, apa pekerjaanmu sebenarnya?!"
Tae Sung yang curiga lalu mendekati Gun Wook di jembatan.
"Kapan kamu datang ke sini, apa yang kamu kerjakan sebelum menemuiku, apa pekerjaanmu sebenarnya?!"
Gun Wook tak menyangka Hong Tae Sung berhasil mencurigainya. Gun Wook lalu maju ke arah Tae Sung. Tae Sung cemas dan siaga. Namun ternyata Gun Wook bukan akan menyerangnya tapi dia menyerang preman yang tiba-tiba muncul dari belakangnya.
Gun Wook sempat memukul orang itu ke tepi jembatan
(sang sutradara tidak suka mengekspos perkelahian.Hanya diperlihatkan bahwa ada darah tertumpah di atas salju dan pemantik api gun Wook). Gun Wook terluka.
Preman itu pun sempat menyerang Tae Sung. Tae Sung terluka. Gun Wook ingin terlihat berjasa dan membantu Tae Sung. Gun Wook marah dan membekuk pada preman iu dengan sedikit berbisik karena berani muncul di situ. Namun Dia membiarkan preman itu melukainya dan menyuruhnya segera pergi dari situ.
Preman itu pun sempat menyerang Tae Sung. Tae Sung terluka. Gun Wook ingin terlihat berjasa dan membantu Tae Sung. Gun Wook marah dan membekuk pada preman iu dengan sedikit berbisik karena berani muncul di situ. Namun Dia membiarkan preman itu melukainya dan menyuruhnya segera pergi dari situ.
Hong Tae Sung kembali percaya pada Gun Wook dia prihatin dengan luka di perut Gun Wook.
"Apa kita perlu ke rumahsakit?"
"Tidak usah, aku bisa mengatasinya", jawab Gun Wook.
Mereka berdua kembali ke hotel. Tapi Jae In hanya melihat Hong Tae Sung yang terluka. Jae In prihatin dan menuntun Tae Sung. Tae Sung merasa malu.
Gun Woook hanya cuma bisa melihat dan tersenyum kecut. Gun Wook berusaha berjalan normal agar tidak ada yang melihat. Tapi di tempat sepi dia mulai terhuyung dan merasakan sakit di perutnya.
Jae in mengantar Tae Sung ke kamarnya dan membiarkannya beristirahat. Saat dia melihat-lihat kamar Tae Sung dia melihat box berisi topeng kaca sudah ada di sana. (dia mengira Tae Sung yang membawanya). Ny. Shim menelepon Jae In dan menanyakan topeng kaca itu. Jae In berkata dia sudah melihatnya. Mone begitu tahu ibunya menelepon Jae In langsung merebut teleponnya.
"Kakak bertemu Gun Wook Oppa tidak. Dia ke jepang juga untuk menemui kakak Tae SUng"
Jae In kaget.
Mone menjelaskan bahwa Gonuk Oppa diberi tugas untuk membawa Tae Sung Oppa. Jae In benar-benar terkejut dan tak menyangka. Jangan-jangan benar orang yang bersamanya ini adalah Hong Tae SUng dari grup Haeshin. Dia ingat saat Tae Sung memperkenalkan diri di stasiun dan saat bersama Gun Wook sama-sama memperkenalkan diri.
Dia memandang Tae Sung yang sedang tertidur, dan mengingat saat-saat mereka bersama. Seperti anugrah tak terduga buat Jae In. Namun Jae In merasa Gun Wook selama ini yang menyembunyikan sesautu darinya.
Gun Wook di kamarnya sedang mengurus luka di perutnya karena perkelahian tadi. Dia mendengar pintunya di ketuk seseorang dan buru-buru mengambil kemejanya
Mone menjelaskan bahwa Gonuk Oppa diberi tugas untuk membawa Tae Sung Oppa. Jae In benar-benar terkejut dan tak menyangka. Jangan-jangan benar orang yang bersamanya ini adalah Hong Tae SUng dari grup Haeshin. Dia ingat saat Tae Sung memperkenalkan diri di stasiun dan saat bersama Gun Wook sama-sama memperkenalkan diri.
Dia memandang Tae Sung yang sedang tertidur, dan mengingat saat-saat mereka bersama. Seperti anugrah tak terduga buat Jae In. Namun Jae In merasa Gun Wook selama ini yang menyembunyikan sesautu darinya.
Gun Wook di kamarnya sedang mengurus luka di perutnya karena perkelahian tadi. Dia mendengar pintunya di ketuk seseorang dan buru-buru mengambil kemejanya
(pikku2 lainnya lihat di Gun Wook injured ya). Jae In langsung masuk ke kamar Gun Wook dan nyerocos panjang lebar merasa Gun Wook selama ini merahasiakan hal ini darinya.
"apa kau tak suka aku bertemu dengannya?" desak Jae In
"dia khan sudah mengatakan padamu dengan mulutnya sendiri dia adalah Hong Tae Sung", kilah Gun Wook
"Mengapa tidak kau katakan padaku bahwa dia kakaknya Mone?"
"Mengapa? Apa setelah kamu tahu dia itu Hong Tae Sung anak konglomerat, dia sekarang terlihat lebih menarik? dan kau jadi menyukainya?" sindir Gun Wook dengan melas (aku suka cemburu sama Jae In klo deket sama Gonuk. tapi liat Gonuk muka melas gitu kasian).
"apa kau tak suka aku bertemu dengannya?" desak Jae In
"dia khan sudah mengatakan padamu dengan mulutnya sendiri dia adalah Hong Tae Sung", kilah Gun Wook
"Mengapa tidak kau katakan padaku bahwa dia kakaknya Mone?"
"Mengapa? Apa setelah kamu tahu dia itu Hong Tae Sung anak konglomerat, dia sekarang terlihat lebih menarik? dan kau jadi menyukainya?" sindir Gun Wook dengan melas (aku suka cemburu sama Jae In klo deket sama Gonuk. tapi liat Gonuk muka melas gitu kasian).
Jae In mencoba menyangkal tapi Gun Wook tahu Jae In punya motif lain.
"Bukankah dulu kau juga menyangka aku dulu adalah Hong Tae Sung?" tambah Gun Wook
Jae In tak suka Gun Wook menyindirnya seperti itu. Pada saat bersamaan kembang api terlihat di langit.
"Bukankah dulu kau juga menyangka aku dulu adalah Hong Tae Sung?" tambah Gun Wook
Jae In tak suka Gun Wook menyindirnya seperti itu. Pada saat bersamaan kembang api terlihat di langit.
Jae in selalu merasa kembang api muncul di saat yang tidak tepat dengan moodnya (terakhir pas ada kembang api dia dicium paksa ama Tae Sung)
Jae In berharap agar Gun Wook jangan membocorkan hal itu pada Tae Sung.
Setelah Jae In pergi Gun Wook hanya termenung, hatinya sepertinya terasa sakit sama seperti luka diperutnya. Dia kembali membuka kemejanya dan melonggarkan bajunya. Kembang api terlihat sangat indah di langit
Jae In berharap agar Gun Wook jangan membocorkan hal itu pada Tae Sung.
Setelah Jae In pergi Gun Wook hanya termenung, hatinya sepertinya terasa sakit sama seperti luka diperutnya. Dia kembali membuka kemejanya dan melonggarkan bajunya. Kembang api terlihat sangat indah di langit
(Di jepang emang kembang apinya keren), tapi suasana hati Jae In, Gun Wook (juga aku yg nonton hiks) tidak seindah kembang api.
Keesokan paginya jae In bertemu gun wook. Jae In berkata dia akan pulang. Dia menanyakan kapan Gun Wook pulang
"aku atau orang itu (tae sung)?" sindir Gun Wook
Jae In tidak suka Gun Wook kembali menyindirnya. Jae In melihat Gun Wook membawa setelan jas.
Keesokan paginya jae In bertemu gun wook. Jae In berkata dia akan pulang. Dia menanyakan kapan Gun Wook pulang
"aku atau orang itu (tae sung)?" sindir Gun Wook
Jae In tidak suka Gun Wook kembali menyindirnya. Jae In melihat Gun Wook membawa setelan jas.
"Ini milik Tae Sung, aku khan asisten pribadinya", kata Gun Wook
Jae In tak menyangka Gun Wook mau bekerja sebagai asisten pribadi (alias pelayan)
"Bagaimana dengan pekerjaan stuntman itu?
"Aku keluar"
Gun Wook berkata dia masih sibuk dan mempersilahkan Jae In pergi. (Gonuk ko melas gitu aku ga tega nih)
Pagi-pagi saat bangun tidur, Tae Sung melihat pesan dari Jae In di kamarnya.
Jae In tak menyangka Gun Wook mau bekerja sebagai asisten pribadi (alias pelayan)
"Bagaimana dengan pekerjaan stuntman itu?
"Aku keluar"
Gun Wook berkata dia masih sibuk dan mempersilahkan Jae In pergi. (Gonuk ko melas gitu aku ga tega nih)
Pagi-pagi saat bangun tidur, Tae Sung melihat pesan dari Jae In di kamarnya.
"Ingin memberontak di depannya (Ny. SHim) ya. Selamat telah mendapatkan topeng itu"
Tae Sung tersenyum bahagia mendapat pesan dari Jae In.
Dia lalu teringat telepon dari detektif bahwa kasus Sun Yong akan diselidiki kembali. Dia menelepon Mone untuk meminta nomor telepon detekif.
Hari itu Jae In terlihat di bandara, dia mencari akseroris untuk oleh-oleh. Gun Wook berada di workshop Ryu Sensei sambil teringat Jae In, dia juga teringat Sun Young. Dia tampak terbebani dengan perasaan, kesedihan dan juga dendamnya.
Tae Sung tersenyum bahagia mendapat pesan dari Jae In.
Dia lalu teringat telepon dari detektif bahwa kasus Sun Yong akan diselidiki kembali. Dia menelepon Mone untuk meminta nomor telepon detekif.
Hari itu Jae In terlihat di bandara, dia mencari akseroris untuk oleh-oleh. Gun Wook berada di workshop Ryu Sensei sambil teringat Jae In, dia juga teringat Sun Young. Dia tampak terbebani dengan perasaan, kesedihan dan juga dendamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar