~Bread,Love And Dream / Baker King~
Eps 15
Tak Gu masih shock, tidak menyangka bisa bertemu dengan ayahnya di PBB, mata Tak Gu berkaca-kaca melihat ayah yang dirindukannya. Presdir bertanya pada Tak Gu apakah Tak Gu baik-baik saja.
Tak Gu tak mampu berkata-kata, dia berbalik, menahan tangis dan perasaannya yang membuncah. Presdir bingung melihat sikap Tak Gu. Tak Gu berusaha menyembunyikan gejolak hatinya dengan membersihkan tepung-tepung yang tadi ditumpahkannya. Presdir mendekat dan membantu Tak Gu membersihkan tumpahan tepung.
Tak Gu terkejut melihat Presdir hendak membantunya, "Tolong tinggalkan, Aku akan membersihkannya sendiri". Presdir menurut dan bertanya apakah Tak Gu anak magang yang bekerja di PBB, Tak Gu membenarkan.
Presdir lalu bercerita pada Tak Gu : "Ketika aku pertama kali mulai berlajar tentang roti, aku sering menghanguskan roti-roti itu. Jika aku mencoba membuat roti dengan bentuk tertentu dan memanggangnya terlalu lama, kelembapannya akan hilang dan rotinya akan hangus. Atau jika aku memanggnya terlalu cepat dengan panas yang tinggi, maka rotinya akan hancur. Kau harus menyesuaikan panasnya, baik yang bagian atas maupun bawah, sesuai dengan ukuran rotinya. Tetapi sebagai seorang pemula, tidak mudah untuk bisa melakukannya dengan cara yang benar", kata Presdir mengajari Tak Gu.
Tak Gu terpana mendengar kata-kata Presdir, "Maafkan aku. Lalu... apa yang harus kulakukan agar rotinya tidak jadi kering dan kasar?", tanya Tak Gu pada Presdir. "Kau harus menambahkan sesuatu agar kelembapannya tetap terjaga saat rotinya dipanaskan. Cari tahulah sendiri bagaimana mengatur kelembapan itu. Karena hanya yang kau temukan saja yang benar-benar bisa menjadi milikmu", jawab Presdir dengan hangat.
Tak Gu menyimak kata-kata Presdir baik-baik dan mengucapkan terima kasih. Presdir lalu memberikan sapu tangannya untuk digunakan oleh Tak Gu agar bisa mengelap mukanya yang penuh tepung. Tak Gu terharu dengan perhatian ayahnya itu. Presdir tersenyum dan bertanya nama Tak Gu. Tak Gu bingung mau menjawab bagaimana, tapi akhirnya dia bilang,"Panggil saja namaku, Kim".
Presdir lalu berkata lembut,"Membuatku penasaran, bagaimana rasanya roti yang kau panggang". Kemudian Presdir tersenyum manis dan pamit pada Tak Gu. Langkah Presdir terhenti karena Tak Gu tiba-tiba berseru,"Apa yang anda ajarkan padaku hari ini, Aku tidak akan pernah melupakannya!! Terima kasih!! Semoga anda diberkati, Presdir!!". Presdir tersenyum lagi melihat Tak Gu yang membungkuk hormat padanya.
Bos Yang yang menjemput Presdir ke dapur heran melihat Tak Gu membungkuk. Tak Gu terus membungkuk, air matanya jatuh menetes dengan deras, dia terisak memegang sapu tangan pemberian ayahnya hingga tangannya bergetar.
Ma Jun mondar-mandir gelisah di lantai bawah Pal Bong Bakery. Dia sudah akan naik tangga ketika dilihatnya Presdir turun bersama Bos Yang. Bos Yang memperkenalkan Seo Tae Jo pada Presdir.
Nyonya Bos datang dan sangat gembira melihat Presdir masih ada di situ (wkwkwk... Bos Yang cemburu tuh, istrinya centil banget ama Presdir)
Presdir bertanya pada Ma Jun,"Apakah kau juga ikut dalam kompetisi besok? Lakukan yang terbaik!!". “Ya, aku ikut”,jawab Ma Jun. Presdir melihat Ma Jun dengan sayang, lalu dengan hangat menepuk-nepuk pundak Ma Jun, membuat Ma Jun sangat terkejut hingga diam seribu bahasa. Presdir kemudian keluar dengan diantar oleh Bos Yang dan istrinya. Manager Han yang menunggu Presdir di luar bertanya,”Anda keluar lebih cepat dari yang saya kira”. Presiden menjawab,”Guru sangat sibuk”. Presdir menatap ke lantai atas PBB dan teringat kata-kata Tak Gu [Terima kasih!! Semoga anda diberkati, Presdir!!] dia merasa heran bagaimana Tak Gu bisa tahu dan memanggilnya Presdir. Manager Han lalu juga melihat ke lantai atas PBB sekilas.
Tak Gu masih duduk menyender di oven sambil memegangi sapu tangan Presdir, hatinya tenang. Tak Gu memeluk sapu tangan itu dan dia tersenyum.
Sementara itu, Ma Jun juga masih terpaku di lantai bawah PBB, dia pelan-pelan menyentuh pundaknya sendiri yang tadi disentuh oleh Presdir. Ma Jun masih tidak mengira kalau ayahnya bisa memberikan semangat secara nyata padanya, dan bahkan mendukungnya.
Malam itu, rival couple kita tidak bisa tidur dan mereka untuk pertama kalinya bercakap-cakap sebagai sesama teman.
Ma Jun menarik nafas dan memulai,”Orang tadi… Presdir Perusahaan Geosung. Apa yang kalian bicarakan saat di dapur?”. Tak Gu membuka matanya dan menjawab,”Kami tidak bicara banyak. Aku menghanguskan roti, jatuh. Aku hanya menunjukkan diriku yang membuat kekacauan”. Ma Jun tidak percaya,”Kau benar-benar tidak bicara banyak?”. Tak Gu menganggukkan kepala dan mengiyakan. Kepalanya lalu menoleh ke arah Ma Jun dan bertanya,”kenapa?”. “Tidak apa-apa. Aku hanya penasaran”, jawab Ma Jun. Tak Gu tersenyum dan mengungkapkan pandangannya,”Dia benar-benar orang yang hebat, hangat dan sangat peduli. Akan sangat bagus jika orang seperti dia adalah ayahmu, iya kan?”. Ma Jun menjawab pertanyaan Tak Gu dengan bertanya balik,”kenapa? Kau tidak punya ayah?”. Tak Gu tertawa pelan dan menjawab,”Tentu saja aku punya. Meskipun kami sudah terpisah dalam waktu yang lama”. “”Kenapa kau tidak mencarinya?”,tanya Ma Jun penasaran.
Tak Gu : Lain kali. Ketika aku sudah lebih sukses dari sekarang dan aku sudah lebih baik. Aku akan pergi mencarinya dan memberi salam.
Ma Jun : Kenapa tidak sekarang? Kau tidak percaya diri?
Tak Gu terdiam sejenak, lalu bilang : Kata-kata terakhir yang diucapkan ayah padaku adalah “Kau adalah anak yang sangat istimewa untukku” Tapi seperti yang kau lihat, aku bukan apa-apa sekarang. Jangankan istimewa, aku bahkan tidak masuk rata-rata. Saat aku mendapatkan kepercayaan diriku, barulah aku bisa dengan percaya diri mendekatinya.
Ketika mendengar ucapan Tak Gu tentang kata-kata Presdir untuknya yang menyebut bahwa Tak Gu adalah anak istimewa, Ma Jun kembali cemburu. Tak Gu dengan polosnya bertanya pada Ma Jun,”Orang seperti apa ayahmu itu? Ayahmu pasti bangga padamu kan?”. Ma Jun yang sudah kesal membalikkan badannya membelakangi Tak Gu dan berkata dingin,”Aku mau tidur. Jangan bicara padaku!!” Tak Gu heran karena Ma Jun sudah mau tidur, dan saat Tak Gu mau bicara lagi padanya, Ma Jun langsung menaikkan selimutnya. (tanda bahwa dia memang benar-benar mau tidur, padahal… udah ga mood tuh si Ma Jun) Tak Gu sedikit kesal, tapi dia mengucapkan selamat tidur juga pada Ma Jun. Sebenarnya, Ma Jun juga belum mengantuk, dia hanya mau menghindari pembicaraan lebih lanjut dengan Tak Gu.
Tak Gu mengeluarkan tangannya dari dalam selimut dan ternyata dia masih membawa sapu tangan Presdir tadi, Tak Gu memandang sapu tangan itu penuh perasaan rindu dan sayang.
Bos Yang dan Jin Gu mengobrol berdua di toko. Bos Yang tidak yakin kalau Tak Gu bisa lolos ikut kompetisi esok hari, karena Tak Gu bahkan belum bisa memanggang roti dengan benar (ingat kan, roti yang dipanggang Tak Gu ga ada yang beres, hehehe…)
Jin Gu membantah pendapat Bos Yang,”Tapi kau tahu… Jika itu adalah dia, kupikir dia akan bisa melakukannya”. Boss Yang tidak mengerti maksud Jin Gu. Jin Gu melanjutkan,”Bukankah dia adalah anak yang berlari sampai ke sini [PBB] hanya untuk mencari ibunya yang hilang selama 12 tahun? Apa kau tidak penasaran tujuan apa lagi yang bisa dicapai oleh anak itu di masa depan? Apakah dia tidak membuatmu penasaran?”, kata Jin Gu sambil tersenyum (huwaa… suka kata-katamu Jin Gu oppa…)
Bos Yang heran karena kata-kata Jin Gu persis seperti yang diucapkan kakek padanya. [ kata-kata Kakek : Itu karena aku penasaran. Aku… Aku penasaran pada apa yang akan terjadi padanya-Tak Gu- kelak. Apa benar tidak mungkin? Apanya yang tidak mungkin?]
Ma Jun terbangun di malam hari dan mendapati Tak Gu tidak ada di kamar.
Ternyata, Tak Gu sedang belajar memanggang roti, hasil pertama gosong, hasil kedua rotinya melempem. Tak Gu kecewa, tapi dia tidak menyerah dan terus mencoba berkali-kali. Tak Gu bertanya-tanya pada dirinya sendiri,”Apa benar-benar tidak mungkin??”
Di kamarnya, Mi Sun juga sedang belajar membuat desain cakenya sampai cake nomor 17!!
Paginya, Bos Yang memanggil semua staff PBB untuk bersiap. Jin Gu menoleh pada Tak Gu yang kelihatan tidak bersemangat pagi itu.
Kakek datang,”Hari ini adalah hari pertama kompetisi, seperti yang aku janjikan. Aku tahu kalian sudah memikirkannya sejak minggu lalu. Jadi… yang ingin berpartisipasi dalam kompetisi ini, majulah ke depan satu langkah”, instruksi kakek pada para pegawainya. Ma Jun yang dengan percaya diri maju duluan, disusul oleh Jae Bok. Paman Gap Soo meremehkan Jae Bok yang berniat mengikuti kompetisi itu. Diam sejenak, lalu kakek bertanya,”Apa hanya kalian berdua saja?”. Mi Sun lalu dengan mantap juga maju ke depan. Kakek melihat Bos Yang sejenak lalu bertanya pada Mi Sun,”Kau juga Mi Sun?”. “Ya, kek. Aku ingin menerima pengakuan sebagai seorang patissier dari kakek dan ayah, yang hanya mengakui yang ahli. Jika aku lolos sampai babak ke tiga, Tolong ijinkan aku untuk menjual krim cake ku di Pal Bong Bakery” Aku akan menunjukkan pada kalian bahwa aku bisa menjadi seorang Master Chef yang ahli bukan hanya dalam bidang roti, tapi juga cake”, jawab Mi Sun dengan yakin. Bos Yang Nampak tidak setuju, tapi kakek langsung memotong Bos Yang dan mengijinkan Mi Sun untuk ikut. Mi Sun tersenyum senang dan berterima kasih pada kakek.
Kakek bertanya lagi,”Apakah hanya 3 orang ini?”. Semua langsung melihat ke Tak Gu yang masih bingung dan belum yakin. Tak Gu masih berpikir, terlintas kata-kata Paman Gap Soo, Jae Bok, Bos Yang dan Mi Sun yang meremehkannya, Kakek masih menunggu keputusan Tak Gu. Lalu Tak Gu mengingat kata-kata kakek yang memberikannya semangat [Percayalah sedikit pada dirimu sendiri, Tak Gu], kata-kata ayahnya yang membuatnya ingin mencoba [Membuatku penasaran, bagaimana rasanya roti yang kau panggang]. Tak Gu mengepalkan tangannya. Setelah penantian beberapa saat, Kakek lalu bilang,”Baiklah, orang-orang ini adalah kontestan akhir yang mengikuti kompetisi”. Belum selesai kakek berkata, Tak Gu dengan mantap melangkahkan kakinya juga. Pandangan semua orang langsung focus mengarah ke Tak Gu. “Kau juga?”, tanya kakek pada Tak Gu.
Tak Gu menjawab PD,”Ya… aku ingin ikut dalam kompetisi ini juga”. Mi Sun tersenyum senang dengan keputusan Tak Gu. Lagi-lagi, Paman Gap Soo melontarkan kata-kata tak enak pada Tak Gu, tapi Tak Gu tidak terpengaruh dan bilang,”Aku akan melakukan apa yang kubisa. Anda bilang, orang yang tidak punya kemampuan akan tersisih di babak pertama. Tapi bagaimanapun juga, jika anda memberikanku kesempatan meskipun aku mungkin tersisih. Aku ingin mencobanya”. Paman Gap Soo masih protes tidak terima kalau Tak Gu ikut dalam kompetisi itu, dan kakek dengan wibawanya memotong kata-kata Paman Gap Soo, “Jadi sekarang… ada 4 kontestan akhir?”. Para kontestan menjawab bersama,”ya”.
Kakek memanggil Bos Yang, Boss Yang mengerti,”Aku akan mengatakan pada kalian tantangan yang pertama”. Bos Yang kemudian mengeluarkan kertas gulung [namanya apa ya?] dan membukanya, ternyata ada tulisan Membuat Roti Paling Berisi di Dunia [adakah yang punya saran untuk arti The Most Filling Bread?]
Semua kontestan menatap tulisan itu lekat-lekat. Kakek menjelaskan,”Aku akan memberikan kalian waktu 15 hari. Dalam 15 hari itu, buatlah apa yang kalian pikir merupakan roti yang paling berisi”. (yang paling lucu ekspresinya Tak Gu nih, selalu bikin senyum ^__^)
Nyonya Seo datang ke kantor Geosung Foods, di depan lift dia bertemu dengan Ja Kyung. Ja Kyung menanyakan apakah ibunya itu sudah membuat janji dengan ayahnya. (wkwkw… masak kalau mau ketemu suami sendiri mesti pake janji? Padahal di perusahaan sendiri juga) Nyonya Seo bilang kalau dia punya urusan lain, kemudian masuk lift. Ja Kyung bertanya-tanya apa yang hendak dilakukan oleh ibunya itu. Nyonya Seo sampai di ruangan asisten Presdir dan memanggil Yu Kyung. (Yu Kyung juga sudah firasat buruk tuh pasti)
Saat Yu Kyung menyajikan kopi untuk Nyonya Seo, Nyonya Seo mengkritik kalau Yu Kyung tidak punya tata karma. Yu Kyung minta maaf dan berbalik pergi, tapi Nyonya Seo langsung menyuruhnya duduk. Nyonya Seo menarik nafas dan mulai menginterogasi Yu Kyung dengan tatapan seolah-olah akan menelan Yu Kyung, menanyakan bagaimana Yu Kyung bisa bekerja di kantornya dan siapa yang membantu Yu Kyung untuk masuk, apakah Yu Kyung diam-diam menemui Ma Jun dan menyuruhnya untuk menjadikan Yu Kyung sebagai sekretaris Presdir. Yu Kyung menyangkal dan menjawab dengan tatapan yang tidak kalah tajam,”Saya tidak mendapatkan posisi ini dengan cara seperti itu. Tanpa bantuan siapapun, Saya diterima karena kemampuan saya sendiri hingga menjadi pegawai di sini. Dan saya datang ke kantor asisten Presdir ini secara fair, dengan kekuatan saya sendiri”. Dua wanita beda generasi itu kemudian saling adu mulut [tapi ga pake gontok-gontokkan].
Yu Kyung : Saya harus masuk ke Geosung Foods. Jadi, saya bisa segera menunjukkan pada anda, bahwa Shin Yu Kyung yang diusir dari rumah sakit seperti seorang kriminal, Shin Yu Kyung yang diusir dari kontrakannya dan tidak punya tempat tujuan… gadis seperti apa dia. Apa yang bisa dia perbuat jika dia berpikir untuk itu.
Yu Kyung lalu permisi pamit, Nyonya Seo yang sudah kesal menghentikan langkah Yu Kyung, bangkit dari duduknya dan melemparkan kertas ke muka Yu Kyung!!! Yu Kyung terluka harga dirinya, tapi dia menahan amarahnya karena dia sadar sedang ada di kantor dan Nyonya Soe adalah juga atasannya.
Nyonya Seo melontarkan kata-kata pedas [lagi] pada Yu Kyung : Kau sombong karena wajahmu yang lumayan dan kau sedikit pintar. Tapi kau hanya aktivis kacangan yang menyewa kamar yang murah. Niatmu sudah sangat jelas, Ma Jun? Beraninya kau!! Berhentilah bermimpi!!
Mata Yu Kyung memerah dan hidungnya kembang kempis mendengar cacian Nyonya Seo. Nyonya Seo membuka pintu dan berhadapan dengan Presdir yang sudah selesai meeting. Nyonya Seo sedikit kaget, tapi tak ada penjelasan apa-apa, Terlihat sekali kalau Presdir sudah mendengarkan pembicaraan istrinya dengan Yu Kyung dari tadi, sepertinya dia tidak suka dengan kelakuan istrinya itu. Nyonya Seo lalu pamit pergi pada Presdir. Presdir memperhatikan Yu Kyung yang merapikan kertas-kertas berserakan yang tadi dilempar Nyonya Seo.
Nyonya Seo pergi ke kantor Manager Han, tapi Manager Han sedang tidak ada di kantornya, jadi Nyonya Seo menunggu sambil duduk di kursi Manager Han. Saat duduk itulah, Nyonya Seo tak sengaja menyenggol tumpukan file-file milik Manager Han. Ada satu kertas yang menarik perhatiannya, Nyonya Seo menarik kertas itu dan membaca tulisannya. Dia sangat shock! Karena tulisan di kertas itu sama persis dengan isi surat kaleng yang diterimanya.
Saat mendengar Manager Han datang, Nyonya Seo cepat-cepat menyembunyikan kertas itu dan memasukkannya ke dalam tas. “Apa yang membawa anda ke sini, Nyonya? Aku dengar anda mencariku”,tanya Manager Han. Nyonya Seo yang sebenarnya ingin curhat pada Manager Han tentang Yu Kyung, mengurungkan niatnya karena melihat kertas surat tadi dan berlalu pergi.
Saat melewati Manager Han, Nyonya Seo teringat kata-kata Manager Han dulu [Orang yang ada di sana malam itu hanya kau dan aku. Orang yang tahu tentang malam itu juga hanya kau dan aku. Jangan berpikir aku adalah Han Seung Jae yang sama seperti 10 tahun yang lalu. Jangan pernah meremehkanku lagi, In Sook] Nyonya Seo menatap mata Manager Han dengan dingin, Manager Han yang ditatap seperti itu merasa curiga sudah terjadi sesuatu, tapi Nyonya Seo tidak mau menjelaskan apapun.
Nyonya Seo sampai di kamarnya dan langsung membaca kertas tadi [Takdir Tidak Akan Lagi Berpihak Padamu] Tulisannya memang sama persis dengan surat kaleng yang diterimanya tempo hari. Nyonya Seo tambah terkejut tak percaya, dia mencurigai kalau yang mengiriminya terror surat kaleng itu adalah Manager Han!! Nyonya Seo sakit kepala.
Manager Han masih bingung dengan sikap aneh Nyonya Seo tadi, dia lalu melihat tumpukan filenya yang berserakan di meja dan menyadari sesuatu. Manager Han mencari-cari kertasnya, tapi tak ditemukannya juga.
Di dapur Pal Bong Bakery, Jae Bok dan Ma Jun membersihkan peralatan yang habis digunakan. Sedangkan Tak Gu duduk-duduk di atas meja sambil berpikir tentang apa sebenarnya roti yang paling berisi sedunia. Mi Sun menghampiri Tak Gu dan bertanya mengapa Tak Gu bengong saja. (ekspresinya Yoon ini nggemesin banget deh, pengen nyubit pipinya Yoonnn….) “Roti apa yang paling berisi di seluruh dunia? Apakah itu artinya roti yang paling besar sedunia?”, tanya Tak Gu pada Mi Sun. Tak Gu minta Mi Sun membantunya dengan memberi klu, tapi jawaban Mi Sun malah membuat Tak Gu menjadi semakin bingung.
Bos Yang masuk ke dapur lalu berseru meminta perhatian mereka [para kontestan], Bos Yang memberikan daftar budget untuk bahan-bahan yang akan digunakan oleh mereka pada kompetisi babak yang pertama.
Mi Sun langsung mengangkat tangannya bertanya,”Jika kami kehabisan uang, bolehkah kami menggunakan uang kami sendiri?”. “Itu tidak diijinkan karena akan menjadi kompetisi yang tidak adil. Bahan-bahan dan nota akan diperiksa setiap hari oleh Gap Soo, Jin Gu dan aku. Jika kami menemukan kalian menggunakan bahan-bahan dari ruang persediaan secara diam-diam, maka kau akan langsung didiskualifikasi. Selain itu… Kalian tidak boleh mangkir dari kewajiban kerja sehari-hari dengan alasan kalian ikut kompetisi. Jika roti yang dijual jumlahnya berkurang karena kompetisi, maka itu juga akan menjadi alasan untuk didiskualifikasi. Kalian semua harus mengingatnya. Mengerti?!!”, terang Bos Yang pada keempat kontestan. “Ya, kami mengerti”, seru mereka kompak.
Para kontestan berkumpul bersama di luar dan mengeluh karena budget yang sedikit, hanya Tak Gu saja yang tidak merasa keberatan dengan budget yang sedikit itu. (hahahaha… Tak Gu emang polos banget ^__^ suka suka suka)
Bos Yang, Paman Gap Soo dan Jin Gu sedang memeriksa bahan-bahan yang sudah dibeli oleh Ma Jun, Mi Sun dan Jae Bok. Sedangkan Tak Gu dengan santainya malah menguap (wkwkwk…) Bos Yang dan yang lain tidak terlalu menggubris Tak Gu. Mereka berempat mulai berlatih untuk menghadapi kompetisi babak pertama. (sumpaahhh… lucu banget, aya suka pas scene ini, Mi Sun kan ngeliatin temen2nya yg lagi latihan, pas nyampe giliran Tak Gu, Tak Gu langsung nutupin adonan yang dibuatnya biar ga diliat sama Mi Sun, suka suka sukaa…)
Malamnya, Tak Gu masih terus berpikir apa itu roti paling berisi di dunia, karena bingung dia lalu tidur. (kekekeke…)
Bos Yang, Nyonya Bos, Paman Gap Soo, Jin Gu, Jae Bok dan Mi Sun makan semangka bersama di ruang keluarga sambil mengobrol. Paman Gap Soo heran dan tidak habis pikir dengan guru mereka -Kakek Bong- yang terkenal galak dan menakutkan bisa seperti harimau ompong ketika berhadapan dengan Tak Gu, mengenai kompetisi juga. Bagaimana kakek mengijinkan Tak Gu yang bahkan tidak bisa memanggang roti dengan baik untuk ikut dalam kompetisi. (hahahah… Paman Gap Soo rupanya juga cemburu ama Tak Gu tuh)
Kakek yang lagi dibicarakan, ternyata juga asyik makan semangka di kamarnya. (kayaknya kakek denger pembicaraan mereka deh, abisnya kakek senyum-senyum sendiri gitu) Bos Yang membela kakek dan mengatakan kalau kakek pasti memiliki alasannya sendiri. Ma Jun masuk ke rumah setelah berlatih di dapur, Nyonya Bos menawarinya makan semangka bersama, tapi Ma Jun menolak dan langsung naik ke atas. Mi Sun kagum dengan Ma Jun yang terus berlatih, Bos Yang menasehati Mi Sun dan Jae Bok untuk giat berlatih juga agar bisa lolos dalam kompetisi.
Ma Jun membuka pintu kamar dan heran melihat Tak Gu yang bisa-bisanya tidur dengan pulas. (kekekeke)
Presdir menyuruh Yu Kyung untuk mengantarnya pergi meeting ke luar, Yu Kyung mengerti. Saat di lift, Presdir bertanya pada Yu Kyung,”Kau berteman dengan Ma Jun?”. “Tidak, Aku sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi sejak kuliah Presdir”, jawab Yu Kyung. Manager Han yang ada di belakang mereka menatap Yu Kyung tajam.
Flashback
Manager Han memanggil Yu Kyung ke ruangannya dan menanyai apakah Yu Kyung adalah teman aktivis Ma Jun yang dia tolong 2 tahun yang lalu. Yu Kyung membenarkan. “Aku mengerti. Jika kau datang ke sini dengan Ma Jun sebagai tujuanmu, berhentilah sekarang! Jika kau mengajukan surat pengunduran diri, aku akan memberikan kompensasi sesuai jumlah yang kau minta”, perintah Manager Han. Yu Kyung tidak terima, dia menolak untuk mengundurkan diri karena dia tidak ada hubungan apapun dengan Ma Jun. Manager Han memberikan waktu 1 bulan agar Yu Kyung bisa berpikir dengan jernih.
Flashback end
Presdir berkata pada Yu Kyung,”Istriku berpikir tentang anak laki-lakiku [Ma Jun] secara khusus. Meskipun dia mengatakan kata-kata yang kasar, jangan diambil hati”. Yu Kyung tersenyum, mengangguk mengerti. (wah, tuhh kan… Presdir denger semuanya, ternyata perhatian juga ya sama cewek yang disukai anaknya)
Yu Kyung mengantarkan Presdir sampai di lantai bawah gedung. Ja Kyung yang sudah menanti ayahnya sedikit kaget melihat Yu Kyung. Yu Kyung jalan kembali ke ruangan asisten dengan muka yang tak mengenakkan. (sebel dia sama keluarga Goo)
Ja Kyung cerita pada Ja Rim kalau Yu Kyung bekerja di GeoSung Foods, Ja Rim terkejut. Ja Kyung sepertinya tidak suka dengan keberadaan Yu Kyung, dia mengingatkan Ja Rim agar Ja Rim tidak lagi macam-macam dan tidak memberitahukan keberadaan Yu Kyung pada Ma Jun.
Jam weker kuno di kamar Ma Jun dan Tak Gu berdering, Ma Jun bangun dan melihat selimut Tak Gu yang terlipat rapi. Dalam kegelapan di dapur PBB, ada seseorang yang mengendap-endap dan menaburkan sesuatu ke dalam kotak simpanan tepung Ma Jun, Mi Sun dan Jae Bok. Tiba-tiba lampu di dapur menyala, orang itu berusaha menyembunyikan diri agar tidak terlihat oleh Tak Gu yang akan latihan. Tak Gu mendengar suara dari ruang penyimpanan, dia memeriksa tapi tidak ada siapapun di sana. (ya iyalahh… orangnya udah keluar) Tak Gu lalu melihat bungkusan plastik merah.
Orang misterius tadi akan sampai di lantai bawah, tapi dia langsung sembunyi lagi begitu melihat Ma Jun masuk ke PBB. Tak Gu mengambil bungkusan merah itu dan membacanya, Sodium Bicarbonat. (hayoooo…anak kimia pasti ngerti nih apa itu Sodium Bicarbonat) Ma Jun melihat Tak Gu dan bertanya apa yang dilakukan Tak Gu di situ. “Aku kira aku mendengar sesuatu, jadi aku masuk dan menemukan ini”, kata Tak Gu sambil menunjukkan bungkusan Sodium Bicarbonat itu pada Ma Jun. (Tak Gu tidak tahu kalau dirinya bakal terjebak dalam situasi yang pelik, huhuhu… Tak Gu ya…)
Paginya… Jae Bok, Ma Jun dan Mi Sun menemukan adonan mereka sudah mati [tidak bisa berkembang] Para Senior memeriksa adonan mereka yang rusak, Paman Gap Soo curiga kalau ada yang sudah menambahkan sesuatu hingga menyebabkan adonan jadi tidak berkembang, Sodium Bicarbonat!! Dan Ma Jun langsung punya tersangkanya sendiri. Kakek datang marah-marah, Bos Yang menjelaskan kalau ada orang yang sudah menambahkan Sodium Bicarbonat dalam tepung ketiga kontestan, akibatnya adonan mereka jadi tidak berkembang dan tepung mereka juga tidak bisa digunakan lagi.
Mi Sun bertanya dengan harapan,”Jadi, kau akan memberikan uang tambahan pada kami untuk tepung yang rusak itu kan kek? Kau akan memberikannya pada kami kan, kek?”. “Tidak ada uang tambahan!”, jawab kakek tegas. Kakek menyuruh mereka untuk membeli tepung lagi dari sisa uang mereka yang kemarin. Mi Sun protes, Ma Jun juga ingin protes, uang sisanya tidak cukup untuk membeli bahan tambahan. Kakek berseru tegas,”Itu tanggung jawabmu karena sudah gagal melindungi bahanmu sendiri. Jangan berharap akan ada uang tambahan!!” lalu kakek berlalu pergi. Mi Sun sangat jengkel, Ma Jun juga marah (Ma Jun kan udah menunggu kompetisi itu selama 2 tahun, jadi dia tidak mau gagal lagi dalam mendapatkan sertifikat Kakek Bong, kasian juga kalo sampe Ma Jun gagal… sighh)
Tak Gu sedang mempelajari buku-buku di kamarnya, dia masih mencari bahan tentang roti paling berisi (wwkwkwkwk…Tak Gu pusing banget tuh pasti) Ma Jun masuk kamar dengan muka marah (seperti biasanya, muka mau nelen mentah-mentah), tanpa tedeng aling-aling dia langsung menarik kaos Tak Gu dengan kasar. Ma Jun mengeluarkan kata-kata kasar dan menuduh Tak Gu yang menaruh Sodium Bicarbonat ke dalam tepungnya. Tak Gu tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Ma Jun. Ma Jun bilang kalau dia sudah menangkap basah Tak Gu saat Tak Gu memegang bungkusan Sodium Bicarbonat itu tadi malam. Ma Jun lalu menghina Tak Gu dengan kata-kata yang paling tidak bisa ditolerir oleh Tak Gu [anak pengemis]. Emosi Tak Gu terpancing, mereka lalu saling pukul, saling hajar.
Kakek dan yang lainnya mendengar suara ribut-ribut dari atas. Mereka khawatir kalau terjadi apa-apa, Jin Gu dengan cepat langsung berlari ke atas. Tak Gu dan Ma Jun masih saling hajar. (haduuuhhh ga tega liat mereka berantem gituu, padahal Ma Jun hanya salah paham sama Tak Gu) Bibir Tak Gu sudah berdarah karena terus dipukul Ma Jun, Ma Jun sudah bersiap untuk meninju Tak Gu lagi, untungnya Jin Gu datang tepat waktu dan memegang tangan Ma Jun. Jin Gu menyuruh mereka berdua untuk berhenti.
Tak Gu dan Ma Jun disidang oleh kakek, kakek sangat marah melihat kelakuan mereka yang seperti anak kecil. Kakek menghukum mereka dengan tidak mengijinkan mereka memasuki dapur PBB selama satu minggu. Ma Jun tidak mau dihukum karena dia merasa tidak bersalah. Kakek lalu menanyai apakah Tak Gu benar-benar orang yang menaruh Sodium Bicarbonat ke dalam tepung rivalnya. Tak Gu menyangkal kalau bukan dia pelakunya. Kakek kemudian memberikan pilihan pada Tak Gu agar ketiga rivalnya masih bisa mengikuti kompetisi dan tidak didiskualifikasi karena kekurangan bahan. Kakek memberikan Tak Gu alternatif untuk menyisihkan uangnya dan dibagi untuk Ma Jun, Mi Sun juga Jae Bok, atau kalau Tak Gu tidak mau, ketiga orang itu mungkin akan didiskualifikasi. Tak Gu dilematis… (wwkwkwk… ko aku malah ketawa ya, ngliat hidung Tak Gu disumpel kapas gitu, abisnya lucu…)
Jin Gu menyelidiki kasus Sodium Bicarbonat di ruang penyimpanan bahan dan dia menemukan bungkusan Sodium Bicarbonat itu masih berlabel harga, 15 won. Jin Gu ingat kalau dia menemukan nota Jae Bok yang tidak dilaporkan padanya ada catatan pembelian barang yang seharga 15 won.
Manager Han menemui Nyonya Seo dan menanyakan sikap Nyonya Seo yang aneh padanya akhir-akhir ini. Manager Han lalu bertanya apakah Nyonya Seo yang mengambil kertas di tumpukan file nya saat di kantor Geosung. Nyonya Seo tidak menjawab secara jelas, tapi Manager Han sudah hafal dengan gerak-gerik Nyonya Seo. Jadi, Manager Han baru mengerti kalau Nyonya Seo memang sudah salah paham padanya gara-gara surat kaleng itu. Bibi Gong mengendap-endap menguping pembicaraan Nyonya Seo dengan Manager Han. Sayangnya, Manager Han sudah melihat Bibi Gong, dan sekarang dia mencurigai Bibi Gong!!
Dokter Yoon datang ke kediaman Kim Mi Sun dan menceritakan perkembangan Direktur Na. (ingat kan chingu? Dia yang jadi perantara investasi Kim Mi Sun dalam Geosung Foods)
Direktur Na membuat janji dengan Nyonya Seo dan mengundangya datang untuk membicarakan hal yang penting. Direktur Na mengatakan pada Nyonya Seo bahwa dia akan mengambil kembali uang yang dulu diberikan pada Nyonya Seo saat Nyonya Seo membeli saham Geosung. (ooo… jadi, Nyonya Seo itu dulu dapet duitnya dari Direktur Na toh? Berarti dari Kim Mi Sun juga dunk) Nyonya Seo terkejut karena Direktur Na memintanya secara tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Direktur Na minta maaf dan menjelaskan kalau memang situasinya sedang rumit. Direktur Na memberi pilihan pada Nyonya Seo jika memang dia belum memiliki uang cash, maka Nyonya Seo bisa memberikan saham yang dia miliki pada Direktur Na dulu. Nyonya Seo terdiam… (memang sudah direncanakan ternyata sama maminya Tak Gu buat balas dendam sama Nyonya Seo)
Ja Rim mengundang Ma Jun untuk bertemu, dia lalu memancing Ma Jun dan bertanya tentang Yu Kyung. Ma Jun jadi curiga karena kakaknya itu tiba-tiba bicara tentang Yu Kyung. Ma Jun bertanya apakah Ja Rim mengetahui keberadaan Yu Kyung, akhirnya Ja Rim memberitahu Ma Jun kalau Yu Kyung bekerja sebagai asisten ayah mereka. Ma Jun kaget, terpaku. (wahh Ja Rim ga bener banget tuh, udah dibilangin jangan bilang, malah bilang-bilang, ngeyel dia)
Ma Jun langsung mengecek ke TKP alias Geosung Foods, dan dia memang melihat Yu Kyung bekerja di sana. Yu Kyung juga melihat Ma Jun, dia berhenti sebentar lalu jalan pergi melanjutkan pekerjaannya.
Jin Gu datang ke kamar Jae Bok dan menemukan tingkah Jae Bok yang mencurigakan. Ternyata buku rekening Jae Bok bertambah dalam jumlah yang mencolok (hmm… suspicious)
Jin Gu membawa Jae Bok ke hadapan Tak Gu dan menceritakan penemuannya, semua tragedi yang terjadi di PBB selama ini adalah ulah Manager Han dengan Jae Bok sebagai kaki tangannya. Tak Gu tidak percaya, Jae Bok yang dipercayanya selama ini bisa berbuat hal yang memalukan seperti itu.
Dia mencengkeram kaos Jae Bok,”Bagaimana kau bisa melakukannya? Bagaimana kau bisa melakukannya pada seseorang untuk mendapatkan uang? Bagaimana jika aku benar-benar buta? Bagaimana jika aku mati? ”, teriak Tak Gu murka. Jae Bok berlutut minta maaf pada Tak Gu, dia minta maaf karena sudah dibutakan oleh uang. Tak Gu benar-benar marah… marah pada Jae Bok, pada Manager Han…
Ma Jun masih setia menunggu Yu Kyung selesai bekerja, karena Yu Kyung tidak muncul-muncul, Ma Jun bersiap pergi tapi ternyata Yu Kyung datang menghampiri dan menyapanya,”Lama tidak bertemu, Gu Ma Jun”
Tak Gu lalu menyeret Jae Bok dengan kasar menuju Geosung Foods!!
Sampai sini dulu ya,,,?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar