~Love In Seoul~ SuperJunior
Part 5
-Taeyon POV-
Hari ini saat aku putuskan untuk membeli sepatu sport kesebuah toko yang cukup dikenal, aku lewat dibelakangnya karna agak dekat lewat belakang toko memasuki gang dari pada didepannya. Dan aku melihat pemandangan yang tidak ingin ku lihat. Shiwon, pemuda yang selama ini ingin ku dekati memeluk seorang gadis. Apa gadis itu bekerja disini? Tapi aku tidak pernah melihatnya. Aku benar-benar terluka. “Shiwon oppa”. Aku harus meninggalkan tempat ini dengan segera.
Sekitar pukul 17.00 waktu Seoul..
-Minho POV-
Mengajarinya harus dimulai hari ini juga. aku sudah cukup kasihan melihat cara mengajarnya yang tak karuan. “Noona, kita bisa belajar mulai hari ini. Bagaimana kalau dicafe dekat sini”. Aku menawarkannya duluan.
-Yuri POV-
Benar juga! harus mulai belajar dari sekarang. Café? Humph.. Ku rasa tak masalah. “Baiklah”.
♪oppa najom bwa nareul jom barabwa, cheoeum iya ireon nae maltu Ha! ♪
Eh? HP ku berdering. Rupanya telepon dari Jessica eonni. “Annyeonghaseyo… eh?... eonni, aku kan mau belajar… humph! Eonni… ah ya! Benar juga. baiklah… pulang nanti bawakan makanan ya… iya… dah eonni” . rupanya eonni pulang terlambat karna harus merawat seseorang. Aku diminta pulang duluan dan membereskan kamar kost-an kami. Jadi ku putuskan untuk belajar disana. “Mianhe.. bisakah jika kita belajar dikost-an ku saja? Kebetulan ruangannya cukup luas kok” aku mengajukan tempat baru untuknya.
-Minho POV-
Eh? Dia meminta ku mengajarnya dikost-an? Apa tidak masalah? Apa boleh buat, tampaknya dia dimintai tolong oleh noona yang menelepon tadi. “Baiklah. Segera pergi sebelum kemalaman”. Kami pun menaiki bis umum yang berhenti dihalte saat itu.
Pukul 21.00 waktu Seoul, Korea..
-Jessica POV-
Huaaa.. rasanya aku jadi malas pulang dengan bis. Jam segini pasti penuh. Apa lebih baik aku jalan kaki saja untuk menuju kost-an. Lagipula Yuri sudah pulang sejak tadi. Aku jadi kemalaman begini juga karna ulah ku yang membuat orang lain sakit. Aku merawatnya dulu baru membantu Soyoung membereskan semua usai orang itu pergi. Namanya Shiwon Choi. Aku sejujurnya agak heran karena dia terus memandangi ku seperti mengenalku. Aku sendiri tidak mungkin mengenalnya. Hufh.. eh? Sepeda tak terkendali akan menabrak ku. “Kyaaaaaaaaaa….!!!”
*bruk! Bruk!*
-Taemin POV-
Malam ini aku keluar dengan sepeda karna ibu ku meminta ku agar belanja untuk membeli daging ditoko daging tentunya. Saat aku sedang mengayuh sepeda sekencang-kencangnya, tiba-tiba saja ada seseorang didepan ku. aku kesulitan mengerem dan..
“Kyaaaaaaa…..!!!” teriak orang diseberang sana.
*Bruk! Bruk!*
Ya Tuhan! Aku baru saja menabrak orang. Aku harus menolongnya untuk mempertanggung jawabkan perbuatan ku. saat aku membantunya berdiri ternyata dia….
-Jessica POV-
Ya Tuhaaann.. apa kesalahan ku hari ini sih?? Tadi kejatuhan sepatu. Sekarang ditabrak sepeda. “Noona?”. Rupanya seorang cowok yang menabrak ku! Menyebalkan! Lho?? Dia kan yang kemarin dibis. Eh? Pelajar SMA itu kan? Kenapa harus dia lagi?
“Aku rasa aku baik-baik saja” sahut ku sambil berdiri dan membersihkan pakaian ku.
-Taemin POV-
Tuhan? Kenapa bertemu dengan noona ini lagi? Apa aku berjodoh dengannya? Tolong jawab iya. “Mianhe” sahut ku dengan merasa bersalah. Dia tersenyum , “No problem”. Aku ternyata memang sudah jatuh dalam senyuman lembutnya itu. Sudah sulit bagi ku untuk berpaling. Tapi apa yang dia lakukan malam-malam begini diluar? Aku akan mencoba untuk mengajaknya bicara. Meski hanya sekali saja. “Apa yang noona lalukan diluar malam-malam begini?”. Dia kali ini tersenyum getir, “Aku baru saja pulang dari toko sepatu didekat halte usai membantu teman ku yang bekerja disana. Dan bis pasti penuh dan sudah jarang yang lewat. Jadi ku putuskan untuk jalan kaki saja”. Eh? Kebetulan sekali, mungkin aku bisa mengantarkannya pulang. “Jika noona mau, aku bisa mengantarkan noona untuk pulang”
-Jessica POV-
“Jika noona mau, aku bisa mengantarkan noona untuk pulang”
Eh?? Dia menawarkan diri untuk mengantar ku? ini benar-benar anugrah Tuhan. Dia malaikat penolong yang dikimkan untuk ku. “Kau yakin? Kost-an ku agak jauh dari sini”. Aku benar-benar tidak mau merepotkannya. “Tidak masalah”. Dia tersenyum. Manis sekali! Dia benar-benar manis sekali. Aku menyukai senyumnya. “Gomawo. Oh ya, nama mu?”. Rasanya tidak enak jika aku tidak mengetahui namanya. “Taemin-Lee. Noona?”
-Taemin POV-
“Cho nun Jessica imnida”
Namanya Jessica? Nama yang tak umum untuk orang Korea dan rasanya aku pernah melihat wajah noona ini. Uhm.. coba ku ingat-ingat. Ah! Aku tidak bisa mengingatnya selain pertemuan awal ku dengannya. “Silahkan naik noona”. Akhirnya aku mengantarnya pulang dengan sepeda ku.
Malam itu, Taemin senang sekali karna mengantarkan Jessica. Noona yang selama ini ingin dikenalnya. Tidak hentinya mereka mengobrol.
“Noona, ini yang ketiga kalinya kita bertemu”
“Eh? Benarkah itu?”
“Iya. Apa kau tidak mengingatnya?”
“Mianhe, seingat ku hanya dua kali”
“Yang mana saja yang noona ingat?”
“Dibis, saat aku tidak sengaja menginjak kaki mu. Oh ya, ada yang membuat ku penasaran saat itu. Kau tersenyum kearah ku”
“Noona benar-benar lupa ya? Pertemuan awal kita saat kita bertabrakan dipagi hari. Mungkin noona tidak mengingatnya, karna terus berlari dengan terburu-buru”
“Oh ya? Aku ingat sekarang! Mianhe.. pertemuan kita selalu berjalan tidak baik”
“Tidak juga. Bagi ku cukup mengesankan”
“Mengesankan? Bagian mananya? Memalukan bagi ku”
“Hhaa.. noona ternyata orang yang menyenangkan”
“Sungguh? Terimakasih kalau begitu. Kau juga orang baik, Taemin”
“Ku pikir noona lupa nama ku”
“Ahh.. tidak mungkin secepat itu aku lupa! Kau meledek ku?”
“Hhaa.. tidak-tidak”
“Tampaknya kau bahagia sekali menganggu ku”
“Ah, noona marah pada ku? Mianhe”
“Tentu saja aku marah padamu Taemin!”
“Mianhe noona”
“Hhaaa.. kau tertipu! Aku tidak semudah itu marah pada orang”
“Aku baru tahu kalau noona menyebalkan”
“Berhenti mengatai ku! tadi kau bilang pelupa sekarang menyebalkan”
“Baik-baik”
“Bagus! Jadilah anak yang baik Taemin”
“Baik noona!”
Tampaknya malam itu akan menjadi malam yang tak terlupakan bagi Taemin dan malam yang menarik juga mengesankan bagi Jessica. Apa lagi melihat suasana malam bertabur bintang itu, cukup mendukung mereka.
-Minho POV-
Huaaaa!! Aku lelah mengajar Yuri noona. Sejak tadi dia tidak merekam apa yang ku jelaskan kedalam otaknya. Sedangkah hari sudah malam. Apa yang harus ku perbuat untuk membantunya. “Noona, tidak bisakah kau berkonsentrasi dan merekam semua penjelasan yang ku berikan padamu?”. Sejujurnya agak kasihan juga melihat noona yang kini ingin menangis. “Mianhe.. Minho, mungkin aku memang benar-benar tidak bisa”. Dia tampak putus asa. Aku jadi benar-benar tidak tega melihatnya.
-Yuri POV-
Aku tahu kalau Minho pasti lelah mengajari ku sejak sore tadi. Aku juga tidak tahu dimana salah ku hingga sulit sekali rasanya mencerna penjelasan Minho. Aku harus bagaimana? Dia pasti bosan dan lelah. Dia tidak akan mau berurusan lagi dengan ku. “Aku akan mengajari noona sampai noona benar-benar paham. Untuk itu, besok aku akan menjadi asisten mu. Jangan khawatir, mahasiswa yang lain akan mendengarkan ucapan ku”. ya Tuhan, dia benar-benar baik. Aku bersyukur dalam karna ada dia dalam kelas ku.
-Minho POV-
Mau bagaimana lagi? Aku memang harus membantunya. Aku tidak mungkin membiarkan dia kesulitan seperti ini. Lagipula aku bisa sedikit memanfaatkan kedudukan ku dikampus. Hubungan ku dengan mahasiswa yang lain juga baik-baik saja. “Minho.. Gomawo hiks..”.
Lho? Noona malah menangis dan langsung memeluk ku. biarlah, dia juga lelah dengan semua ini. Lagian bukan salahnya, dia bukan seorang dosen. Dia adalah seorang public figure yang memiliki banyak fans baik wanita atau pun… pria?. Rasanya aku agak sedikit khawatir. Sebenarnya ada apa dengan ku?
Keesokan harinya..
-Leeteuk POV-
Tumben sekali hari ini Taeyeon tidak menghubungi ku. Ada apa sebenarnya?
♪♪Gaseumi sorichyeo marhae jayuro-un nae yeonghon.. Eonjena cheo-eumui imaeum euro neoreul saranghae♪♪
Eh telepon dari… Jessica? Ah.. rasanya perasaan ku jadi tidak enak. “Annyeonghaseyo… ah iya aku masuk hari ini, tenang saja… jangan begitu Jessica, aku mengaku salah… baik! Akan ku kerjakan semua… ya sampai nanti dikantor”. Benar dugaan ku, dia meminta ku massuk kantor hari ini. Rasanya cukup sudah liburan ku. saatnya kembali beraktifitas.
Pagi ini Taemin tampak dua kali lebih bahagia karna rupanya dia berhasil mendapatkan nomor HP Jessica. Rasa bahagianya dapat dilihat dari langkahnya yang seperti melambung diudara.
-Taemin POV-
Aku akan coba untuk mengiriminya pesan singkat. Sekedar mengucapkan Annyeonghaseyo dipagi yang ku rasa dua kali lipat lebih indah ini.
♪♪Noona neomuh yehbbeo seonam jah deuleegah manahn dweo♪♪
Ah ada telepon rupanya. Dari siapa ya? Biar ku lihat. Aha! Dari noona! Ya ampun..
Karena terlalu gembira dan juga bingung, Taemin bukannya mengangkat telepon tersebut malah lompat lompat tak jelas. “Aku harus bagaimana? Bagaimana harus aku lakukan? Ah.. bahasa ku kacau!” dia terus-terusan berkata seperti itu.
-Jessica POV-
Eh? SMS dari Taemin, pelajar imut yang kemarin. Wah.. kenapa tidak aku telepon saja dia. Baiklah..
*tuutt.. tuuutt.. tuut..tuut*
Lama sekali dia mengangkatnya. Uhm.. mungkin sedang menunggu bis. Ah iya! Hari ini kan masih hari sekolah. Tak masalah, mungkin sebentar lagi dia akan mengangkatnya.
Seperti biasa, Jessica berjalan kaki menuju halte bis didepan toko tempat Sooyoung bekerja. Karna sudah biasa untuknya mampir sebentar buat mengambil kue-kue yang sengaja dibikin Soyoung untuknya.
-Taemin POV-
Kasihan jika noona menunggu terlalu lama. Biar ku angkat teleponnya. Sebelum itu lebih baik aku test suara dulu. “Ehem!”
Orang-orang disekeliling Taemin memperhatikannya bingung. Tapi ada juga wanita yang tersenyum karna wajah Taemin yang imut dan cukup tampan.
“Annyeonghaseyo”
“Akhirnya! Ku pikir kau tak akan pernah mengangkat telepon ku”
“Bukan begitu noona”
“Lalu?”
“Ehm.. aku hanya bingung ehm.. ah.. aku tidak menyangka noona akan menelepon ku”
“It’s okay! Kenapa kau menulis pesan yang singkat sekali?”
“Aku hanya bingung mau menulis apa” Taemin mulai deg-deg-an.
“Hari ini kau sekolah kan? Apa kau sudah naik bis? Bisakah kita berangkat bersama?”
“EH?!”
-Taemin POV-
*Jeder! Gluduk! Jeder! Gluduk! Cccciiitt! Duar! Duar!*
Hati ku jadi mulai tak menentu. Benar-benar seperti kejatuhan 1000 keberuntunga.
“Tentu saja. Kenapa tidak? Aku akan menunggu noona dihalte depan toko sepatu yang kemarin”.
*klik!*
Ya Tuhaan..
Apakah aku sedang berada disurga saat ini? Apa ini semua balasan dari-Mu karna kemurahan hati ku membantu sang noona? Yes! Yes!
Taemin pun berlari dengan secepat yang ia bisa. Ia tidak akan membiarkan noona-nya menunggu.
-Jessica POV-
Daripada aku berangkat sendiri, bukankah lebih baik aku berangkat bersamanya? Ya! Dia sekolah! Aku lupa! Aku harus cepat atau dia akan terlambat hanya karna menunggu ku.
Jessica pun berlari dengan susah payah, mengingat dia memakai sepatu high heels.
Taman pusat kota, Seoul..
-Taeyeon POV-
Aku akan ketaman sendiri. Leeteuk oppa sudah mulai kembali bekerja. Kali ini aku sudah tidak ingin berharap dapat bertemu dengan Shiwon. Aku sudah melihat sesuatu yang seharusnya tak boleh ku lihat. Semua itu hanya membuat hati ku sakit.
Taeyeon hanya berlari-lari kecil. Pikirannya sedang melayang kemana-mana. Tak disangka kali ini Shiwon duluan yang menemukannya, tidak seperti sebelumnya. Selalu Taeyeon yang mencarinya.
-Shiwon POV-
Itu dia! Taeyeon. Gadis lucu yang kemarin. Aku akan coba menegurnya lagi. “Annyeonghaseyo”. Ahh.. dia menoleh. Tapi kok rasanya wajahnya tidak seceria kemarin. Hari ini tampak murung. “Ada apa dengan mu, Taeyeon?”. Tampaknya dia punya masalah. Mungkin aku bisa membantunya.
-Taeyeon POV-
Aku sangat terkejut akan kehadiran Shiwon oppa. Lebih bagik aku bersikap biasa saja padanya. Ini bukan kesalahannya, semua karna kekaguman ku yang tak berujung padanya. “Oppa, kau mengejutkan ku”.
Pagi itu, Taeyeon dan Shiwon pun berjalan bersama mengelilingi taman.
“Aku mengejutkan mu? Oh.. Mianhe”
“Ne.Gwenchana”
“Kau tidak punya masalah dengan jantung kan?”
“Eh?? Memangnya kenapa oppa?”
“Aku takut terjadi apa-apa pada mu jika aku mengejutkan mu”
“Oppa~ aku ini gadis sehat!”
“Hhaa.. Iya, iya. Aku percaya”
“Oppa~ berhenti menggoda ku, aku tidak ingin terlalu berharap banyak pada mu”
“Eh?”
-Shiwon POV-
Aku tidak mengerti maksudnya. Apa yang sebenarnya terjadi kepada gadis ini? Apa aku membuat kesalahan? Dia menagis dihadapan ku. ini kedua kalinya ada gadis yang baru saja ku kenal menangis dihadapan ku. Apakah aku cukup berpotensi untuk membuat gadis-gadis diSeoul menangis?
“Taeyeon. Apa apa ini?”
“Oppa~ mianhe”
-Taeyeon POV-
Rupanya aku sungguh-sungguh tidak bisa berada dihadapannya lagi. Mengingat kejadian semalam dan sikapnya yang terlalu baik pada ku mungkin akan membuat ku lebih sakit dari ini. Bukankah lebih baik aku menyerah saja dan melupakan semuanya?
-Shiwon POV-
Dia menagis. Aku tidak bisa membiarkannya menangis dihadapan ku. tanpa ku sadari lagi-lagi tangan ku memeluk gadis asing yang baru saja ku kenal. Tapi rasanya aku tidak tega membiarkan dia menangis tanpa dukungan disisinya.
Pusat kota Seoul..
-Seohyun POV-
Ternyata pria itu baik. Dan aku belum mengucapkan terimakasih untuk yang kemarin. Jadi, hari ini aku yang akan menghampirinya duluan. Ah! Itu dia. Sudah siap didepan kanvasnya.
-Kyuhyun POV-
Hua.. lelahnya. Lukisan untuk Leeteuk hyung sudah ku kasih. Kini tinggal melukis Jessica. Tidak susah melukis gadis yang satu itu, mengingat dia selalu bersama dengan ku sejak kecil. Jadi aku sudah hafal benar wajah dan kepribadiannya.
Sementara itu Seohyun mengamati apa yang dia lukis.
-Seohyun POV-
Siapa yang dia lukis dikanvas itu? Eh? Seorang gadis. Rasanya aku pernah melihatnya. Ya! Dia gadis yang sering bersamanya disini. Apa dia kekasihnya? Ku harap bukan. Tapi entahlah. Aku akan bertanya langsung padanya.
-Kyuhyun POV-
Kok rasanya ada yang mendekat dari arah belakang ku ya? Baiklah akan ku lihat siapa yang datang. “Eh.. Mianhe” seorang gadis langsung mengucapkannya dengan nada bersalah. Ruapanya dia si gadis badut itu. Sungguh suatu kebetulan disaat aku ingin sekali melihat wajahnya. “Ah ya tidak apa. Kenapa kau kemari? Tumben sekali” aku mengatur posisi duduk ku agar bisa berhadpan dengannya. Kenapa dia tampak salah tingkah begitu?
“Uhmm.. aku hanya ingin bilang sesuatu”
“Apa itu?”
“Ehmm.. terimakasih untuk yang kemarin”
“Tidak masalah”
“Ada lagi yang ingin ku tanyakan.”
“Apa itu? Silahkan saja”
“Ehh.. Itu… dia..”
“Siapa?” Khyuhyun jadi bingung.
“Maksud ku. Dia yang dilukisan itu, kekasih mu?”
-Kyuhyun POV-
Akhirnya aku mengerti siapa yang dia maksud. Jessica. Dia bertanya tentang Jessica pada ku? Apa dia menyukai ku? Pasti iya! Jika tidak, dia tidak akan susah payah mempedulikan aku melukis gadis manapun dipelosok Seoul ini. “Dia teman ku sejak kecil”
-Seohyun POV-
“Dia teman ku sejak kecil”
Ahhh.. rasanya lega mendengarnya. Akhirnya kau mendapatkan kejelasan. “Apa kau cemburu?” tanya nya pada ku. “Eeehh….??” Aku benar-benar terkejut. Karna bingung aku hanya bisa menggeleng. “Oh ya, aku belum tahu nama mu” kali ini dia tersenyum. Menatap matanya saja sudah membuat hati ku tenang. “Seohyun imnida”
-Kyuhyun POV-
“Seohyun imnida”
Rasanya aku baru saja ditimpa keberuntungan yang membawa ku untuk mengetahui namanya. “Aku Kyuhyun. Aku tidak ingin memaksamu menanyakan nama ku. itu hanya jika kau ingin tahu saja”. Aku tidak akan membebankannya. “Eh?? Bukan begitu maksud ku oppa”. Kali ini Seohyun tampak bingung. Benar dugaan ku! dia memang gadis yang berbeda dan menarik hati ku. Mungkin aku bisa mulai untuk memperjuangkan hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar