{Diary}Spesial "Kim Hyun Joon" ~Baek Seung Jo's ~
Part-14
Jangan pernah katakan padaku bahwa kau menyukai laki-laki lain selain aku!
Sekarang aku dapat berbicara apa yang ada di hatiku.
Mendengarkanmu mengatakan menyukai laki-laki lain padaku,
ini benar-benar membuat hatiku sedih dan menyakitkan.
Sekarang aku berharap kau menatapku,
ya kamu hanya dapat melihatku!
Ya aku berfikir seperti ini.
Aku memeluk kepalamu dan sekarang semua petualangan ini telah berakhir.
Perasaan yang selama ini berusaha aku tolak
benar-benar sudah menetap di dalam hatiku.
Perasaan apa yang harus aku lakukan padamu ini sudah tenang.
Hujan yang turun ketanah ini seperti bintang jatuh.
Terlihat seperti jutaan buntang.
Betapa indahnya~
"Hyung, Oh Ha Ni akan pindah!"
Kumohon jangan pergi kemanapun sekarang.
Karena aku menggenggam tangan Oh Ha Ni,
Karena aku tidak akan membiarkanmu pergi.
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan.
Aku akan menikahi Oh Ha Ni.
Aku meminta Izinmu Papah."
Papah Ha Ni terlihat kaget saat aku memanggilnya 'Papah'
matanya melebur dan benar-benar terkejut.
Ya benar, hati yang dingin ini tiba-tiba saja
meminta izin untuk menikahi seseorang.
Dan sepertinya suara kaget itu sudah mulai tenang.
"Apa kau tulus dengan hal ini?"
"Ya aku tulus. Seperti yang kau lihat,
tangan kami saling menggenggam dengan kuat.
Dan ini mewakili keputusanku. Jadi kumohon berikan izinmu."
"Kau tahu bahwa Ha Ni tidak dapat melakukan hal dengan benar."
"Ya aku tahu."
(Papah Ha Ni berkata dalam hati :
Saat pertama masuk sekolah, aku ingin membantu untuk mengepang rambutnya seperti anak-anak yang lainnya. Tetapi aku tidak dapat melakukannya karena tanganku terlalu kasar. Tapi bocah ini senang dengan kepangannya yang bengko, memutar dan dia bilang bahwa dia terlihat cantik. Seung Jo yah, teruslah mencintainya dan terus merawatnya atas nama aku.)
"Dia tidak cerdas, bahkan tidak pandai memasak!"
(Papah Ha Ni berkata dalam hati:
Ketika dia pergi berwisata, aku membuat kimbab untuknya. Teman-teman kelasnya memuji kimbap itu dan menyangka itu masakan Ibu Ha Ni. Ha Ni tidak mengatakan pada teman-temannya bahwa Ibunya sudah meninggal dan dia justru pulang ke rumah dan menangis.
Seung Jo yah, bisakah kau merawatnya seperti
Ibunya dan memberikan dia cinta lebih atas nama Ibunya?)
"Dia ceroboh dan terkadang mengalami banyak masalah."
(Papah Ha Ni berkata dalam hati:
Anak perempuan memiliki beberapa ketidaknyamanan untuk berbagi pada Papahnya. Banyak hal terjadi sebelum aku datang untuk mengetahui hal itu. Karena itu aku selalu merasa bersalah pada Ha Ni.
Seung Jo, kumohon jagalah Ha Ni.
Maaf kau jatuh cinta pada Ha Ni yang tidak sempurna.
Tapi terima kasih banyak karena kau menerima kekurangan Ha Ni.)
Air mata Papah sungguh menyentuhku,
membuatuku merasakan kasih sayangnya.
Bertahan hidup sendirian dan menanggung beban berat
karena istrinya sudah meninggal sehingga dia jga bertanggung jawab untuk menjadi sosok Ibu yang membesarkan putrinya.
Dia selalu khawatir tidak dapat melakukan yang terbaik, seluruh
emosi dan perasaan itu dapat aku rasakan saat dia berkata....
"Meskipun dia begitu, dia sangat ceria dan sangat pandai melakukan hal yang benar. Dia memiliki sisi yang manis.
Aku memberikan izin karena Ha Ni sangat menyukaimu."
Terima kasih telah mengizinkan kami bersama.
Mungkin kelihatannya Ha Ni hanya memiliki sedikit kemampuan, tapi justru kemampuan dia adalah kekuranganku.
Oleh karena itu Ha Ni adalah yang memiliki
kekuranganku dan bagiku dia bernilai 100.
Jadi aku akan melakukan yang terbaik.
Walaupun aku tidak tahu apakah kekurangan dari Papah sepertimu, tapi aku akan memberikan dia segalanya dan mencintainya.
Terima kasih sekali lagi untuk mempercayakan Ha Ni padaku.
"Ha Ni, ini sungguh bagus... sungguh sangat bagus.
Seung Jo kenapa kau terlihat begitu keren sekali."
Ibu memang benar, dia selalu bisa mengatakan
kebohongan yang keluar dari mulutku.
Dan dia selalu bisa mengeti kata orang lain
melalui pemikirannya sendiri.
Semua ini karenamu dan Ibu.
Aku selalu tidak dapat dengan mudan
memperlihatkan hatiku ini pada orang lain.
Ibu kau selalu mengangguku.
Tapi hari ini aku akan memaafkanmu dalam segala hal.
Karenamulah Ibu, aku dapat berkenalan dengan Ha Ni.
Dan karenamu juga aku menyadari perasaanku
yang telah jatuh cinta pada Ha Ni.
Dan ingin mengenggam dengan sayang perasaannya.
Dengan hati-hati aku menyelimutimu dalam lengaku.
"Apa itu?"
Kau tetap tersenyum, senyummu seolah-olah
seperti cahaya yang menerangi hatiku.
Cintaku yang sehangat musim semi,
Apakah kau mencoba menghangatkan hatiku ini
tidak peduli kapan atau dimanapun?
"Apa?"
"Aku hanya khawatir jika kau pergi tidur maka besok pagi kau akan kembali menjadi Baek Seung Jo yang dingin."
"Lalu haruskah kita tidur bersama?"
Apakah kau ingin aku menunjukannya...
Menunjukan perasaanku sebenarnya?
Menunjukan bahwa ini seperti mimpi yang tidak akan pernah terbangun.
"Aku tidak pernah membayangkan bahwa kau mencintaiku."
"Aku juga..."
Sebenarnya waktu kita sama-sama tidak menyadarinya,
cinta ini sudah mulai tumbun dan menghangat dalam hatiku.
Kau yang bodoh dan tidak mengerti cinta.
Aku yang bodoh dan tidak mengerti cinta.
Kata-kata yang kau katakan malam ini,
dan senyumanmu itu sudah menghangatkan hatiku.
Ini pertama kalinya aku menerima
dan mengakui perasaanku sebenarnya. Dan ini juga pertama kalinya aku bertemu cinta.
Tidak apa-apa, aku mengerti kegelisahanmu.
Semua ini terlalu tiba-tiba.
Aku bersikap dingin hingga kemarin dan hari ini aku tiba-tiba mengatakan menyukaimu.
Tapi kau ini bodoh! Kau selalu diam-diam menatapku,
diam-diam membuang rasa percayadirimu itu,
Bukalah matamu dan lihatlah aku!
Aku pikir kau dapat merasakannya.
Kau akan menyadarinya,
kau akan menyadari bahwa aku melakukan semua yang kau inginkan
dan aku sedang berusaha sekiatku untuk mengisi kekosongan hatimu.
Bodoh, walaupun aku juga tersenyum sepertimu,
Terima kasih cinta.
Terima kasih untuk menungguku lama.
Terima kasih untuk tidak menyerah.
Terima kasih Yoon He Ra. Aku tidak dapat meminta maaf
karena aku tau bahwa kau denganku ini memiliki kesamaan.
Kesamaan kita ini membuatku nyaman.
Tapi perasaan nyaman ini tidak cukup untuk
mengisi sesuatu yang hilang dalam hidupku.
Aku telah mengatakan pada diriku sendiri
bahwa aku merasa nyaman saat bersamamu.
Tapi kapanpun aku melihatmu, ini seperti melihat diriku di cermin.
Semua yang dapat aku rasakan adalah
pecahan kaca dingin saat menyentuhnya dengan tangan
Maaf Bong Joon Gu.
Aku tahu seberapa besar usahamu untuk hubungan ini.
Namun, aku tidak dapat membiarkan Ha Ni ergi.
Dia membuatku marah, membuatku tersenyum, dan juga membuatku panik, dia kadang membuatku kehilangan akal pikiranku.
Tapi karena hal ini lah aku merasa benar-benar hidup.
Perasaan ini mungkin mudah untuk orang lain.
Tapi bagiku perasaan itu terkubur dalam dalam hatiku dalam kedalaman yang bahkan aku pun tidak mengetahuinya.
Namun Ha Ni datang dan membangkitkan kembali perasaan ini.
Mengambil atau merebut Ha Ni yang berharga darimu,
aku benar-benar meminta maaf.
Aku berjanji akan menjaganya atas namamu.
"Apa yang harus kulakukan, nilaiku sungguh buruk. Aku benar-benar terlihat seperti orang yang bukan tipe belajar, haruskah aku meyerah?"
Melihat wajahmu yang muram dan dia mengatakan bahwa dia tidak ingin belajar lagi, itu membuatku benar-benar merasa sedikit kecewa.
"Bagaimana saat semuanya belajar dengan serius hingga gila untuk mendapatkan nilai yang baik sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan yang mereka inginkan? Apa yang akan kau lakukan ?
Pernahkah kau memikirkan karir masa depanmu?
Kau tidak pernah memikirkan hal itu , itulah sebabnya perhitunganmu salah dan nilaimu tidak bertambah!"
Apa yang terjadi dengan bocah ini hari ini?
Dia yang selalu melakukan yang terbaik dalam segala hal,
kemana perginya bocah itu?
"Jadi... karena ini kau ingin berhenti belajar?
Jika kau tidak memiliki ketekunan, maka apa yang kau punya?
Lalu... kau tidak memiliki pesona apapun juga."
Sebenarnya semua yang aku katakan ini
untuk membangkitkan semangatmu, berushalah lebih keras!!
Dan kamu justru berkata, "Aku mungkin akan pergi ke laki-laki lain saja"
Apa? Laki-laki lain?
Bukankah aku sudah katakan padamu untuk tidak membicarakan laki-laki lain?
Apa kau melupakan hal itu?
Aku merasa marah, "Apa kau memiliki keberanian?
Pergi pada Bong Joon Gu atau Senior Kyung Soo?"
Jika kau bisa jatuh cinta pada laki-laki lain,
apakah kita bisa memiliki kemajuan hingga hari ini?
Bukankah ini semua karena kau dan aku saling menatap mata satu sama lain
hingga kita berhasil menuju kemajuan hingga saat ini.
Berhasil melewati semua ini dan akhirnya berhasil hingga sejauh ini.
Tapi kau justru mengatakan hal yang begitu mudah!
"Lakukanlah yang kau inginkan!"
Aku berkata dengan dingin dan tentu saja itu kebalikan dari yang aku rasakan.
Setelah mengatakan kalimat itu aku pun pergi.
Pada akhirnya Ha Ni tidak kembali ke rumah kemarin.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kau mencintai seseorang maka setidaknya kau harus menyerahkan separuh dari hidpmu untuknya.
Tapi aku terlalu egois dan mengatakan hal yang berbeda.
Mengapa di depanmu aku sellau tidak bisa mengatakan kata-kata yang baik untuk mengatakan isi pikiranku sebenarnya?
Menyesal dan mengkhawatirkanmu membuatku kebingungan.
Aku yakin ini akan baik-baik saja, kau memiliki teman yang selalu ada disisimu dan selalu mendukungmu.
Ya kau pasti pergi ke rumah salah satu temanmu untuk tinggal.
Ya seharusnya seperti itu.... aku hanya dapat membuatmu nyaman hatiku yang meraa ini.
Kau tidak menelfonku dan aku juga tidak dapat menelfonmu.
Aku hanya dapat menatap telfon.
Membayangkan kau yang kedinginan dan sendirian di suatu tempat.
Pikiranku ini terus muncul, karena itulah aku terus menatap jendela.
"Ini karenamu tidak mencari Ha Ni,
maka aku akan pergi meninggalkan rumah juga!"
"Tapi ini sudah terjadi. Biarkan aku dan dia yang
menyelesaikan masalah ini. Ini yang terbaik untuk Ha Ni."
"Tapi apa kau tau? Hati manusia ini bukanlah
seperti pertanyaan matematika yang memiliki jawaban.
Ya walaupun aku juga tidak mengetahui jawaban yang benar."
Ya Ibu. Aku tidak mengetahui jawaban yang benar.
dan aku pikir Ha Ni juga tidak mengetahui jawaban yang benar.
Itulah sebabnya dia pergi seperti ini.
Namun demikian.... Haruskah kita menemukan jawabannya pada diri kita sendiri?
Jika kita ingin mengetahui jawabannya maka kita harus berusaha.
Tidak peduli seberapa sulit hal ini, kita tidak boleh menyerah.
Tidak peduli seberapa lelah, kita tidak boleh menghindar.
Ini lah yang Ha Ni lakukan yang terbaik ini jasanya.
Akhir-akhir ini Ha Ni jadi tergantung padaku
dan ini membuatku mengkhawatirkannya.
Aku berharap tidak melakukan kesalahan
dan dapat maju bersama dengannya.
Aku pikir jika aku menunggunya lebih lama
maka aku akan mendapatkan jawabannya.
Kita tidak harus berada dalam situasi yang
membuatku kuat sementara kau menjadi lemah.
Kita harus saling melengkapi dan memberikan semangat.
Jadi kumohon Ha Ni, kumohon bertahanlah,
kumohon cintailah dirimu, kumohon lebih mendirilah!
Sekarang aku dapat berbicara apa yang ada di hatiku.
Mendengarkanmu mengatakan menyukai laki-laki lain padaku,
ini benar-benar membuat hatiku sedih dan menyakitkan.
Sekarang aku berharap kau menatapku,
ya kamu hanya dapat melihatku!
Ya aku berfikir seperti ini.
Aku memeluk kepalamu dan sekarang semua petualangan ini telah berakhir.
Perasaan yang selama ini berusaha aku tolak
benar-benar sudah menetap di dalam hatiku.
Perasaan apa yang harus aku lakukan padamu ini sudah tenang.
Hujan yang turun ketanah ini seperti bintang jatuh.
Terlihat seperti jutaan buntang.
Betapa indahnya~
"Hyung, Oh Ha Ni akan pindah!"
Kumohon jangan pergi kemanapun sekarang.
Karena aku menggenggam tangan Oh Ha Ni,
Karena aku tidak akan membiarkanmu pergi.
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan.
Aku akan menikahi Oh Ha Ni.
Aku meminta Izinmu Papah."
Papah Ha Ni terlihat kaget saat aku memanggilnya 'Papah'
matanya melebur dan benar-benar terkejut.
Ya benar, hati yang dingin ini tiba-tiba saja
meminta izin untuk menikahi seseorang.
Dan sepertinya suara kaget itu sudah mulai tenang.
"Apa kau tulus dengan hal ini?"
"Ya aku tulus. Seperti yang kau lihat,
tangan kami saling menggenggam dengan kuat.
Dan ini mewakili keputusanku. Jadi kumohon berikan izinmu."
"Kau tahu bahwa Ha Ni tidak dapat melakukan hal dengan benar."
"Ya aku tahu."
(Papah Ha Ni berkata dalam hati :
Saat pertama masuk sekolah, aku ingin membantu untuk mengepang rambutnya seperti anak-anak yang lainnya. Tetapi aku tidak dapat melakukannya karena tanganku terlalu kasar. Tapi bocah ini senang dengan kepangannya yang bengko, memutar dan dia bilang bahwa dia terlihat cantik. Seung Jo yah, teruslah mencintainya dan terus merawatnya atas nama aku.)
"Dia tidak cerdas, bahkan tidak pandai memasak!"
(Papah Ha Ni berkata dalam hati:
Ketika dia pergi berwisata, aku membuat kimbab untuknya. Teman-teman kelasnya memuji kimbap itu dan menyangka itu masakan Ibu Ha Ni. Ha Ni tidak mengatakan pada teman-temannya bahwa Ibunya sudah meninggal dan dia justru pulang ke rumah dan menangis.
Seung Jo yah, bisakah kau merawatnya seperti
Ibunya dan memberikan dia cinta lebih atas nama Ibunya?)
"Dia ceroboh dan terkadang mengalami banyak masalah."
(Papah Ha Ni berkata dalam hati:
Anak perempuan memiliki beberapa ketidaknyamanan untuk berbagi pada Papahnya. Banyak hal terjadi sebelum aku datang untuk mengetahui hal itu. Karena itu aku selalu merasa bersalah pada Ha Ni.
Seung Jo, kumohon jagalah Ha Ni.
Maaf kau jatuh cinta pada Ha Ni yang tidak sempurna.
Tapi terima kasih banyak karena kau menerima kekurangan Ha Ni.)
Air mata Papah sungguh menyentuhku,
membuatuku merasakan kasih sayangnya.
Bertahan hidup sendirian dan menanggung beban berat
karena istrinya sudah meninggal sehingga dia jga bertanggung jawab untuk menjadi sosok Ibu yang membesarkan putrinya.
Dia selalu khawatir tidak dapat melakukan yang terbaik, seluruh
emosi dan perasaan itu dapat aku rasakan saat dia berkata....
"Meskipun dia begitu, dia sangat ceria dan sangat pandai melakukan hal yang benar. Dia memiliki sisi yang manis.
Aku memberikan izin karena Ha Ni sangat menyukaimu."
Terima kasih telah mengizinkan kami bersama.
Mungkin kelihatannya Ha Ni hanya memiliki sedikit kemampuan, tapi justru kemampuan dia adalah kekuranganku.
Oleh karena itu Ha Ni adalah yang memiliki
kekuranganku dan bagiku dia bernilai 100.
Jadi aku akan melakukan yang terbaik.
Walaupun aku tidak tahu apakah kekurangan dari Papah sepertimu, tapi aku akan memberikan dia segalanya dan mencintainya.
Terima kasih sekali lagi untuk mempercayakan Ha Ni padaku.
"Ha Ni, ini sungguh bagus... sungguh sangat bagus.
Seung Jo kenapa kau terlihat begitu keren sekali."
Ibu memang benar, dia selalu bisa mengatakan
kebohongan yang keluar dari mulutku.
Dan dia selalu bisa mengeti kata orang lain
melalui pemikirannya sendiri.
Semua ini karenamu dan Ibu.
Aku selalu tidak dapat dengan mudan
memperlihatkan hatiku ini pada orang lain.
Ibu kau selalu mengangguku.
Tapi hari ini aku akan memaafkanmu dalam segala hal.
Karenamulah Ibu, aku dapat berkenalan dengan Ha Ni.
Dan karenamu juga aku menyadari perasaanku
yang telah jatuh cinta pada Ha Ni.
Dan ingin mengenggam dengan sayang perasaannya.
Dengan hati-hati aku menyelimutimu dalam lengaku.
"Apa itu?"
Kau tetap tersenyum, senyummu seolah-olah
seperti cahaya yang menerangi hatiku.
Cintaku yang sehangat musim semi,
Apakah kau mencoba menghangatkan hatiku ini
tidak peduli kapan atau dimanapun?
"Apa?"
"Aku hanya khawatir jika kau pergi tidur maka besok pagi kau akan kembali menjadi Baek Seung Jo yang dingin."
"Lalu haruskah kita tidur bersama?"
Apakah kau ingin aku menunjukannya...
Menunjukan perasaanku sebenarnya?
Menunjukan bahwa ini seperti mimpi yang tidak akan pernah terbangun.
"Aku tidak pernah membayangkan bahwa kau mencintaiku."
"Aku juga..."
Sebenarnya waktu kita sama-sama tidak menyadarinya,
cinta ini sudah mulai tumbun dan menghangat dalam hatiku.
Kau yang bodoh dan tidak mengerti cinta.
Aku yang bodoh dan tidak mengerti cinta.
Kata-kata yang kau katakan malam ini,
dan senyumanmu itu sudah menghangatkan hatiku.
Ini pertama kalinya aku menerima
dan mengakui perasaanku sebenarnya. Dan ini juga pertama kalinya aku bertemu cinta.
Tidak apa-apa, aku mengerti kegelisahanmu.
Semua ini terlalu tiba-tiba.
Aku bersikap dingin hingga kemarin dan hari ini aku tiba-tiba mengatakan menyukaimu.
Tapi kau ini bodoh! Kau selalu diam-diam menatapku,
diam-diam membuang rasa percayadirimu itu,
Bukalah matamu dan lihatlah aku!
Aku pikir kau dapat merasakannya.
Kau akan menyadarinya,
kau akan menyadari bahwa aku melakukan semua yang kau inginkan
dan aku sedang berusaha sekiatku untuk mengisi kekosongan hatimu.
Bodoh, walaupun aku juga tersenyum sepertimu,
Terima kasih cinta.
Terima kasih untuk menungguku lama.
Terima kasih untuk tidak menyerah.
Terima kasih Yoon He Ra. Aku tidak dapat meminta maaf
karena aku tau bahwa kau denganku ini memiliki kesamaan.
Kesamaan kita ini membuatku nyaman.
Tapi perasaan nyaman ini tidak cukup untuk
mengisi sesuatu yang hilang dalam hidupku.
Aku telah mengatakan pada diriku sendiri
bahwa aku merasa nyaman saat bersamamu.
Tapi kapanpun aku melihatmu, ini seperti melihat diriku di cermin.
Semua yang dapat aku rasakan adalah
pecahan kaca dingin saat menyentuhnya dengan tangan
Maaf Bong Joon Gu.
Aku tahu seberapa besar usahamu untuk hubungan ini.
Namun, aku tidak dapat membiarkan Ha Ni ergi.
Dia membuatku marah, membuatku tersenyum, dan juga membuatku panik, dia kadang membuatku kehilangan akal pikiranku.
Tapi karena hal ini lah aku merasa benar-benar hidup.
Perasaan ini mungkin mudah untuk orang lain.
Tapi bagiku perasaan itu terkubur dalam dalam hatiku dalam kedalaman yang bahkan aku pun tidak mengetahuinya.
Namun Ha Ni datang dan membangkitkan kembali perasaan ini.
Mengambil atau merebut Ha Ni yang berharga darimu,
aku benar-benar meminta maaf.
Aku berjanji akan menjaganya atas namamu.
"Apa yang harus kulakukan, nilaiku sungguh buruk. Aku benar-benar terlihat seperti orang yang bukan tipe belajar, haruskah aku meyerah?"
Melihat wajahmu yang muram dan dia mengatakan bahwa dia tidak ingin belajar lagi, itu membuatku benar-benar merasa sedikit kecewa.
"Bagaimana saat semuanya belajar dengan serius hingga gila untuk mendapatkan nilai yang baik sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan yang mereka inginkan? Apa yang akan kau lakukan ?
Pernahkah kau memikirkan karir masa depanmu?
Kau tidak pernah memikirkan hal itu , itulah sebabnya perhitunganmu salah dan nilaimu tidak bertambah!"
Apa yang terjadi dengan bocah ini hari ini?
Dia yang selalu melakukan yang terbaik dalam segala hal,
kemana perginya bocah itu?
"Jadi... karena ini kau ingin berhenti belajar?
Jika kau tidak memiliki ketekunan, maka apa yang kau punya?
Lalu... kau tidak memiliki pesona apapun juga."
Sebenarnya semua yang aku katakan ini
untuk membangkitkan semangatmu, berushalah lebih keras!!
Dan kamu justru berkata, "Aku mungkin akan pergi ke laki-laki lain saja"
Apa? Laki-laki lain?
Bukankah aku sudah katakan padamu untuk tidak membicarakan laki-laki lain?
Apa kau melupakan hal itu?
Aku merasa marah, "Apa kau memiliki keberanian?
Pergi pada Bong Joon Gu atau Senior Kyung Soo?"
Jika kau bisa jatuh cinta pada laki-laki lain,
apakah kita bisa memiliki kemajuan hingga hari ini?
Bukankah ini semua karena kau dan aku saling menatap mata satu sama lain
hingga kita berhasil menuju kemajuan hingga saat ini.
Berhasil melewati semua ini dan akhirnya berhasil hingga sejauh ini.
Tapi kau justru mengatakan hal yang begitu mudah!
"Lakukanlah yang kau inginkan!"
Aku berkata dengan dingin dan tentu saja itu kebalikan dari yang aku rasakan.
Setelah mengatakan kalimat itu aku pun pergi.
Pada akhirnya Ha Ni tidak kembali ke rumah kemarin.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kau mencintai seseorang maka setidaknya kau harus menyerahkan separuh dari hidpmu untuknya.
Tapi aku terlalu egois dan mengatakan hal yang berbeda.
Mengapa di depanmu aku sellau tidak bisa mengatakan kata-kata yang baik untuk mengatakan isi pikiranku sebenarnya?
Menyesal dan mengkhawatirkanmu membuatku kebingungan.
Aku yakin ini akan baik-baik saja, kau memiliki teman yang selalu ada disisimu dan selalu mendukungmu.
Ya kau pasti pergi ke rumah salah satu temanmu untuk tinggal.
Ya seharusnya seperti itu.... aku hanya dapat membuatmu nyaman hatiku yang meraa ini.
Kau tidak menelfonku dan aku juga tidak dapat menelfonmu.
Aku hanya dapat menatap telfon.
Membayangkan kau yang kedinginan dan sendirian di suatu tempat.
Pikiranku ini terus muncul, karena itulah aku terus menatap jendela.
"Ini karenamu tidak mencari Ha Ni,
maka aku akan pergi meninggalkan rumah juga!"
"Tapi ini sudah terjadi. Biarkan aku dan dia yang
menyelesaikan masalah ini. Ini yang terbaik untuk Ha Ni."
"Tapi apa kau tau? Hati manusia ini bukanlah
seperti pertanyaan matematika yang memiliki jawaban.
Ya walaupun aku juga tidak mengetahui jawaban yang benar."
Ya Ibu. Aku tidak mengetahui jawaban yang benar.
dan aku pikir Ha Ni juga tidak mengetahui jawaban yang benar.
Itulah sebabnya dia pergi seperti ini.
Namun demikian.... Haruskah kita menemukan jawabannya pada diri kita sendiri?
Jika kita ingin mengetahui jawabannya maka kita harus berusaha.
Tidak peduli seberapa sulit hal ini, kita tidak boleh menyerah.
Tidak peduli seberapa lelah, kita tidak boleh menghindar.
Ini lah yang Ha Ni lakukan yang terbaik ini jasanya.
Akhir-akhir ini Ha Ni jadi tergantung padaku
dan ini membuatku mengkhawatirkannya.
Aku berharap tidak melakukan kesalahan
dan dapat maju bersama dengannya.
Aku pikir jika aku menunggunya lebih lama
maka aku akan mendapatkan jawabannya.
Kita tidak harus berada dalam situasi yang
membuatku kuat sementara kau menjadi lemah.
Kita harus saling melengkapi dan memberikan semangat.
Jadi kumohon Ha Ni, kumohon bertahanlah,
kumohon cintailah dirimu, kumohon lebih mendirilah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar