Review :
Yoon Hee mendatangi sebuah bangunan tua untuk pemujaan. Ia sudah menyiapkan jolang untuk mandi. Sun Joon yang tidak menemukan Yoon Hee khawatir lalu mencarinya. Yong Ha mondar-mandir bingung terhadap tindakannya pergi ke tempat yang di datangi Yoon Hee atau tidak. Akhirnya Yong Ha memutuskan untuk melihat ke sana untuk membuktikan kecurigaannya. Yoon Hee yang sedang asyik mandi tidak menyadari kalau Sun Joon mencarinya dan Yong Ha berjalan menuju tempatnya. Sun Joon melihat ada cahaya dari sebuah bangunan dan mendatanginya. Yong Ha terburu-buru berjalan ke tempat Yoon Hee.
Lalu ada sepasang kaki melangkah menuju ruangan itu. Ia mendengar suara dari dalam dan mengintip melalui celah pintu. Alangkah terkejutnya ia pas dilihat ada seorang gadis yang sedang mandi. Haha… ternyata Jae Shin yang sampai duluan di tempat itu.
Menyadari Yoon Hee seorang gadis, Jae Shin bener-bener kaget dan gemetar, ia mulai cegukan lagi. Ia pun menutup mulutnya agar tidak berisik. Lalu ia berpikir untuk pergi dari sana. Eh pas mau pergi ketemu Sun Joon .hahay… jelas aja Jae Shin kaget.
Sun Joon tanya apa yang dilakukan Jae Shin di situ. Jae Shin balik nanya mo ngapain Sun Joon di situ. Sun Joon lalu tanya apa Jae Shin melihat Kim Yoon Shik?.
Jae Shin gugup dan tanya “Kim Yoon Shik… tentang Daemul…”.
Sun Joon bilang ia tidak melihat Kim Yoon Shik selama beberapa jam lalu Sun Joon berniat melangkah masuk. Jelas aja Jae Shin langsung menghalanginya. Jae Shin bilang ini adalah Hyang Kwan Chung.” (Hyang Kwan Chung: Tempat dimana mereka mengadakan upacara peringatan bagi guru besar Sungkyunkwan).
Jae Shin: “ingatan itu… Ini adalah tempat di mana hanya mereka yang mengadakan upacara peringatan bisa masuk. Bagaimana bisa Kim Yoon Shik bisa ada di sini?” Jae Shin berteriak marah.
Yong Ha tiba-tiba datang dan bilang “dia bisa ada di sini” semua menoleh ke Yong Ha yang mengembangkan senyumnya. Yong Ha lalu menutup kipasnya dan bilang dengan Pedenya “Karena ini adalah tempat rahasia di mana hanya pejabat yang bertugas dalam upacara peringatan yang bisa masuk. Jika Daemul memiliki rahasia. Tidak ada tempat yang lebih baik dari tempat ini. Yong Ha melihat ke arah Jae Shin. Sun Joon penasaran mendengar perkataan Yong Ha.
Jae Shin diam tak berkutik. Lalu Yong Ha berjalan mendekat dan bilang “melihat langsung baru percaya. Kita lihat saja apa Daemul ada di sini?”. Yong Ha ingin memegang pegangan pintu ingin membuka pintu. Jae Shin langsung berlari dan teriak “tidak” sambil mendorong Yong Ha menjauh. Yoon Hee didalam mendengar suara ribut di luar langsung waspada.
Yong Ha dan Sun Joon kaget dengan reaksi Jae Shin. Yong Ha tersenyum curiga dan bilang “apa yang begitu kamu takutkan?”. Jae Shin jawab “takut apa?”. Yong Ha senyum dan mendekati Jae Shin “apa yang terjadi dengan si kuda liar universitas? Kau gemetaran seperti keledai seperti ini”. Yong Ha jongkok melihat kaki Jae Shin yang gemetaran. Yong Ha bangkit dan bilang “jadi kami tidak boleh melihat sementara kau boleh melihat. Apakah kau menyembunyikannya sesuatu di sini?”. Jae Shin berusaha mengelak.
Yong Ha “kau bisa melihatnya tapi kami tidak boleh melihatnya bukankah itu curang?”. Jae Shin tetap berdiri menghalangi Yong Ha masuk. Jae Shin marah “ kurang ajar . Ini adalah Hyang Chung Kwan, Di tempat seperti Hyang Kwan Chung, harta yang dapat ditemukan hanya pot dupa. Jadi aku minta kau pergi dari sini sekarang. Tinggalkan aku.” Jae Shin menggedor-gedor pintu untuk memperingatkan Yoon Hee. Tapi saking semangatnya eh kunci slotnya patah dan pintu terbuka sendiri. Yoon Hee yang sedang berpakaian tambah panik melihat ada bagian pintu yang jatuh di depannya. Sun Joon bingung, Yong Ha senyum senang liat kelakuan Jae Shin. Jae Shin kaget lalu ia menutup rapat lagi pintunya dan menghalangi Yong Ha.
Yong Ha dengan senyum tengilnya bilang “ Chung Kwan Hyang yang hanya memiliki pot kemenyan? Kau benar. Lalu cahaya yang bersinar melalui celah pasti sisa api dari pemujaan. Baiklah aku akan memberitahu penjaga agar mereka bisa memeriksanya di depan seluruh Mahasiswa Sunkyunkwan.” Jae Shin bingung sambil berpikir. Yong Ha pura-pura pergi mau memberitahu penjaga lalu Jae Shin mengejar dan menghalanginya dan bilang itu tidak perlu. Yong Ha dengan senyum kemenangan bilang “aku tidak perlu melakukan itu kan? Akan lebih baik jika aku memeriksanya sendiri.”lalu berbalik ingin masuk ke dalam. (wkwk… sumpah lucu banget nih gayanya Yong Ha bikin ngakak…).
Jae Shin tak tinggal diam dan langsung menarik baju Yong Ha dari belakang. Sampai gegulingan karena Yong Ha tetap ingin masuk tapi Jae Shin menahannya. Sun Joon hanya melihat mereka yang lagi gegulingan di tanah, lalu ia berjalan masuk. Jae Shin yang melihat Sun Joon ingin menghentikan langkah Sun Joon tapi ia ditarik Yong Ha jadi tangannya tidak sampai menggapai kakinya Sun Joon. Sun Joon lalu membuka pintunya dan masuk ke dalam. Lalu Yong Ha juga ikut masuk diikuti Jae Shin. Yong Ha yang antusias mencari di sekitarnya sampai mengendus-ngendus jolang yang tadi dipakai Yoon Hee. Jae Shin lega dan ikut melihat ke sekeliling. Jae Shin “tepat seperti yang kau lihat sekarang.” Sun Joon:”untungnya sepertinya ada bukti dari dupa yang menyala.”
Jae Shin bernafas lega dan bilang “ ah sepertinya aku akan hadir saat pemanggilan malam.” Lalu Jae Shin berjalan akan keluar, tapi ia terkejut melihat tetesan lilin yang jatuh. Jae Shin terdiam dan menutupi lelehan lilin itu dengan sepatunya. Ternyata Yoon Hee bersembunyi di atas rak pemujaan. Ia berbaring di atas rak. Jae Shin sepertinya menyadari keberadaan Yoon Hee.
Yong Ha tetep penasaran “tunggu dulu, aku yakin aku melihat cahaya dari luar.” Saking kesalnya Yong Ha memukul rak yang di atasnya ada Yoon Hee. Yoon Hee kaget dan menutup mulutnya agar tidak bersuara. Tiba-tiba datang Prof. Yoo dan 2 petugas. Prof Yoo tanya “apa yang kalian lakukan disini?”semuanya menoleh dan terkejut apalagi Yoon hee, ia hampir menjatuhkan tempat lilinnya untung saja tempatnya dipegang erat.
Prof. Yoo “ Berani sekali menimbulkan keributan di Chung Kwan Hyang! Ayo cepat katakan.”
Sun Joon “sewaktu kami lewat kami melihat cahaya yang berasal dari sini. Itu sebabnya…”
Prof. Yoo “sebuah cahaya?” Prof.Yoo melangkah masuk, Yoon Hee melihat lilinnya mau jatuh untung cepat ia selamatkan tuh lilin. Prof. Yoo berkata “kalian berani bermain-main di tempat suci Chung Kwan Hyang. Sungguh tidak sopan. Nilai kalian dikurangi 5 point.” Yong Ha ingin membujuk “ah Profesor…!” Prof. Yoo melangkah keluar. Si Yong Ha kesel dan memukul rak lagi. Prof. Yoo menyuruhnya cepat keluar. Yong Ha keluar disusul Sun Joon, Jae Shin terdiam memikir sesuatu lalu ikut keluar bersama yang lain. Yoon Hee bernafas lega.
Jae Shin, Sun Joon, dan Yong Ha kembali ke asrama. Yong Ha melihat kamar Yoon Hee masih gelap “dia masih belum kembali si Daemul.” Yong Ha duduk di depan kamar sambil memainkan cincinnya “ Kemana dia pergi. Di Sungkyunkwan mana dia bisa bersembunyi. Aku bahkan belum melihatnya sekilas pun. Benar begitu Geol-Oh?” Yong Ha tersenyum ke arah Jae Shin.
Jae Shin hanya diam. Sun Joon berniat pergi dan Jae Shin langsung bertanya “mau pergi kemana kau?” Sun Joon berhenti dan bilang ia mau mencari Daemul. Jae Shin kelepasan ia berteriak pada Sun Joon “berhenti di sana.” Yong Ha tersenyum curiga ke arah Jae Shin. Jae Shin sadar Yong Ha lagi mencurigainya mulai menenangkan diri. Jae Shin “dia seorang pria dewasa, ia akan merangkak pulang dengan selamat. Kau sia-sia khawatir padanya.” Jae Shin lalu masuk ke kamarnya. Yong Ha bersiu-siul sambil tersenyum. (wahaha… Yong Ha selalu senyum yah, tengil banget gayanya, mianhe ari abis ni anak lucu banget ^_*)
Sementara itu Yoon Hee sedang berlari menuju kamarnya. Ternyata ia bertemu dengan Prof. Jung. Akhirnya mereka bicara di klinik. Prof. Jung “aku mendengar ada ribut-ribut di Chung Kwan Hyang. Apa itu karena kamu?”. Yoon Hee meminta maaf.
Prof. Jung bilang “kehidupan sebagai seorang sarjana Sungkyunkwan, apa kau menganggapnya sebagai suatu permainan sebagai seorang gadis mulia?”
Yoon Hee menerangkan kalau ia tidak berpikir seperti itu. Prof. Jung “ di Sungkyunkwan ini, meskipun kau seorang gadis kau tidak perlu menjadi satu. Selain itu, hanya karena semua orang memperlakukan kamu seperti seorang laki-laki. Kau tidak boleh lupa bahwa kamu adalah seorang gadis lalu menurunkan penjagamu. Mulai saat kau yang seorang gadis bilang ingin tetap berada di Sungkyunkwan. Jangan lupa bahwa tiap detik kau berjalan pada tali kehidupan yang kau pertaruhkan. Orang yang membuat pilihan berbahaya ini tidak lain adalah kau sendiri Kim Yoon Hee!”. Yoon Hee mengerti dengan semua ucapan Prof. Jung.
Ha In So di kamarnya sedang berpikir bersama teman-temannya, Ia mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. In So “bukankah permintaan Kim Yoon Shik jika ia menang Dae Sa Rae adalah agar aku mengakuinya sebagai mahasiswa Sungkyunkwan. Ia juga menuntut agar aku minta maaf.”
Byung Chon yang hidungnya masih berdarah menimpali menyarankan agar In So melupakan saja semuanya. In So bilang “apa yang bisa aku lakukan? Ini tim harmoni politik yang Raja telah mengakuinya sendiri. Seorang pria harus memegang kata-katanya”. Byung Chon langsung meminta maaf pada In So itu semua karena kesalahannya. Kang Mo juga bilang “ dengan seizin Anda, aku akan…”. Byung Chon memotong “ tidak… biar saya saja. Beri saya kesempatan sekali lagi”. Byung Chon memohon pada In So. In So tertawa terbahak-bahak. Semuanya bingung melihat ekspresi In So. In So “lucu. Cara kau keluar dari ketakutanmu. Jangan menganggap tidak ada yang berani mencoba. Ini akan jadi tontonan yang menyenangkan. Akan lebih baik jika Raja sendiri yang menendang mereka keluar dari Sungkyunkwan atau…. Jika mereka berbicara tentang harmoni politik, memalingkan muka satu sama lain. Sebuah pilihan yang sulit”. In So tersenyum licik.
Kembali ke Sun Joon dan Jae Shin di kamarnya. Keduanya tiduran saling memunggungi dan sedang memikirkan Yoon Hee. Jae Shin teringat kejadian saat ia tak sengaja melihat Yoon Hee mandi (hehe…^_^) tapi langsung ia menghilangkan pikirannya itu. Sun Joon teringat pembicaraannya dengan Yoon Hee di depan kedai saat ia tanya keadaan tangan Yoon Hee. Keduanya lalu berbalik melihat tempat tidur Yoon Hee. Lalu mereka saling melihat dan kesal berbalik lagi saling memunggungi. Wkwk…
Sementara itu Yoon Hee di depan kamar sedang menenangkan diri. Ia menarik nafas panjang baru ia melepas sepatunya dan masuk ke dalam. Ternyata Yong Ha sedang mengintip dari pintu kamarnya. Yong Ha tersenyum melihat Yoon Hee masuk.
Jae Shin dan Sun Joon yang menyadari Yoon Hee sudah pulang langsung pura-pura tidur memejamkan mata. Yoon Hee mengendap-ngendap melewati mereka dan menaruh bajunya. Lalu ia melihat Sun Joon dan Jae Shin yang tengah tertidur. Ia pun masuk kedalam selimutnya.
Jae Shin langsung mulai cegukan, ia berusaha menutup mulutnya. Yoon Hee melihat lagi keduanya dan ia menarik selimutnya menutupi mulutnya. Jae Shin terus cegukan akhirnya gak tahan dan berlari keluar kamar. Ia lalu duduk di teras kamarnya. Yong Ha ternyata sudah ada disitu, Jae Shin kaget. Yong Ha “ kau melihat sesuatu?” Yong Ha mendekati Jae Shin. Yong Ha tanya “sekembalinya dari Chung Kwan Hyang., benar kan?”
Sementara itu Sun Joon yang belum tidur nanya ke Yoon Hee dari mana saja ia hingga pulang terlambat. Sun Joon “selain itu aku juga mendengar kalau kau berkelahi. Apa yang merasukimu hari itu? Hilang saat panggilan malam bahkan berkelahi… apakah kau menjadi seperti Geol-Oh sekarang?”. Sun Joon berbalik melihat Yoon Hee, ternyata Yoon Hee sudah tertidur. Sun Joon melihat gaya tidur Yoon Hee yang memegang selimutnya. Sun Joon melihat tangan Yoon Hee lalu ia memasukkan tangan Yoon Hee ke dalam selimut. Sun Joon tertegun melihat wajah Yoon Hee.
Kembali ke Yong Ha. Yong Ha “ dia seorang gadis kan? Kim Yoon Shik?”. Jae Shin mengelak sambil tersenyum “ apa kau gila?apa yang kau bicarakan”.
Yong Ha tersenyum lalu terus mendesak Jae Shin. Yong Ha “kau akan lebih mudah menipu hantu, aku Goo Yong Ha, kau tahu? Yang bisa menebak warna celana dalam seorang gadis hanya dari aroma serbuk makeup-nya. Aku Goo Yeorim Yong Ha. Juga Goo Yong Ha yang sudah temanmu selama 10 tahun.” Jae Shin :” yah sangat bangga padamu,lalu apa?”.
Yong Ha “ cegukan… kau berlari keluar karena tidak tahan berada di ruangan yang sama dengan seorang gadis. Itu berarti seseorang di dalam ruangan yang adalah seorang gadis ... Lee Sun Joon tadi bersama kita. Berarti tinggal satu Daemul Kim Yoon Shik.” Jae Shin langsung berpikir. Jae Shin langsung mengetok-ngetok kepala Yong Ha sambil bilang “ pergilh tidur, tidur”. Jae Shin lalu bangkit menuju kamarnya sambil bilang “Jangan membuat kebiasaan keluar dari kamar. tidur dengan mata terbuka dan berbicara dalam tidur”. Wkwk… maksud Jae Shin Yong Ha lagi ngelindur… Yong Ha tersenyum dan bilang “ kita akan lihat berapa lama kau akan bertahan sekamar dengan seorang gadis”. Jae Shin berhenti mendengar perkataan Yong Ha lalu ia tersenyum sambil membuka pintu dan masuk ke kamarnya.
Setelah masuk dan menutup pintu Jae Shin berdiri dan melihat Yoon Hee. Dalam bayangannya Yoon Hee berpakaian seorang gadis lalu ia melihat bibir Yoon Hee dan iapun cegukan kembali, wkwk… Jae Shin lalu menutup mulutnya dan ia melihat bajunya tipis maka iapun mengambil bajunya dan memakainya. (kalo siang kan bajunya dobel tuh ama rompinya) saat dipakai ada saputangan yang jatuh dari baju luarnya itu iapun memungutnya dan teringat dengan gadis yang ditolongnya si pemberi saputangan itu. Lalu ia merasa familiar dan dilihatnya Yoon Hee, ia pun tersenyum menyadari gadis itu Yoon Hee, eh dia cegukan lagi.
Di kamarnya Yong Ha guling-gulingan merasa kesal. Yong Ha “ Kim Yoon Shik, kau licik. Seorang gadis memasuki Sungkyunkwan dan menipu Raja serta meremehkan hukum bangsa.” Lalu Yong Ha berpikir itu mungkin saja terjadi. Lalu ia bangun dan duduk sambil bilang “ tapi menipuku Yeorim Goo Yong Ha. Kebanggaanku tidak akan membiarkan hal itu. Yah tentu saja tidak. Kalau bukan Karena Geol-Oh aku sudah menemukan buktinya” Yong Ha menoleh ke kamar sebelahnya yang kamar Jae Shin.
Sementara itu Jae Shin melimuti dirinya dengan selimut, masih cegukan terus padahal tuh saputangan sudah disumpel di mulutnya, wkwk…kasihan banget ^_^
Lalu Jae Shin menoleh ke belakang mau melihat Yoon Hee. Jae Shin kaget melihat posisi tidur Yoon Hee yang deket dengan Sun Joon. Jae Shin melongo melihatnya sampai mulutnya menganga dan saputangannya jatuh dari mulutnya.
Keesokan paginya. Anak kecil yang melayani memukul kentongan untuk membangunkan mahasiswa. Sun Joon terbangun pertama kali, ia membuka mata dan melihat orang yang tidur di dadanya (haha… biasanya Yoon hee yah ^_*). Sun Joon terkejut saat tahu itu Jae Shin lalu ia melihat Yoon Hee tidur menjauh dekat pintu. Sun Joon bangkit lalu mencolek-colek Jae Shin dengan telunjuknya untuk membangunkan sambil memanggilnya “senior…senior..”.
Jae Shin kaget langsung teriak “ dapatkah hilang”. Kontan aja Sun Joon kaget dan Yoon Hee terbangun mendengar teriakan Jae Shin. Yoon Hee “ senior mengapa kau di sana?” Sun Joon dan Jae Shin menoleh ke arah Yoon Hee. Yoon Hee menghampiri Jae Shin dan bertanya “apa yang salah? Dengan baju-baju dan selimut.” Jae Shin gugup dan teriak “pergi!” Yoon Hee kaget “ senior”. Jae Shin bilang “malaria. Aku pikir aku terkena malaria”. Yoon Hee “malaria?” lalu Yoon Hee mau menyentuh dahi Jae Shin, tapi Jae Shin langsung mundur dan bilang “itu benar. Jadi jangan dekat-dekat.”
Sun Joon yang mendengarnya langsung mundur ke belakang ambil jarak dengan Jae Shin lalu berdehem dan menyentuh dahinya. (wkwk… Sun Joon takut ketulara juga, sumpah tampang Jae Shin kayak orang ketakutan gitu ckck… )
Yong Ha menguap dan masuk ke toilet lalu ia melihat Yoon hee dan menghampirinya mengambil tempat di sebelahnya. Yong Ha “tadi malam apa kau sempat mandi?” Yoon Hee “terima kasih pada kau, aku pergi setelah melalui beberapa masalah”. Yong Ha “mengapa? Apa terjadi sesuatu di Chung Kwan Hyang?”. Yoon Hee “ saya tidak bisa pergi ke dekat Chung Kwan Hyang”. Yong Ha kaget mendengarnya “kau tidak pergi? Kenapa?”. Yoon Hee selesai dan keluar dari tempatnya sambil bilang “ setelah mendengar tentang hantu perawan aku tidak jadi pergi. Gadis itu pasti sudah menunggu seorang pria untuk masuk. Dan aku bukan siapa-siapa, tapi aku Daemul. Jadi aku ingin memintamu membantuku mencuci baju tapi kau tidak ada. Kau juga seharusnya tidak pernah pergi ke dekat Chung Kwan Hyang. Siapa yang tahu kalau hantu itu gadis yang patah hati mungkin akan menuntut keadilan pada anda.” Yoon Hee bergegas keluar tapi dihalangi Yong Ha “tunggu dulu, jadi kau benar-benar tidak pergi ke sana? Aku yakin telah melihat cahaya dari Chung Kwan Hyang”. Yong Ha buru-buru menutup mulutnya dengan tangan karena ia keceplosan. Yoon Hee pura-pura kaget “apakah anda pergi ke sana semalam?” Yoon Hee tersenyum lalu berbisik ke Yong Ha. Yoon Hee “ lihatlah, cahaya itu… pasti hantu itu meminta kau senior”. Yong Ha langsung pucat pasi. Yoon Hee menepuk-nepuk bahu Yong Ha sambil bilang “jadi hiduplah lebih baik dari sekarang”. Yoon Hee keluar dari toilet sambil tersenyum jail meletin lidahnya. Wkwk… kena Yong Ha ^_^
Semua mahasiswa keluar dari kamarnya dengan wajah sumringah. Semuanya senang karena mereka akan pulang ke rumah dan mengantri untuk menerima uang saku.
Pengumuman :Hari ini adalah hari libur, setiap 8 dan 23 tiap bulan. semua mahasiswa saat kembali ke rumah diharapkan tidak mencoreng reputasi sekolah, boleh memanjakan diri dengan memanah, memancing, taruhan dan hiburan. Bila kembali ke Sungkyunkwan tidak boleh membawa kembali uang dan barang berharga lainnya dan benda terlarang lainnya. Jadi sadar akan hal itu juga dalam persiapan untuk Ujian tertulis yang diberikan oleh Yang Mulia, (setiap 10 bulan). Saya harap Anda akan mencurahkan waktu untuk belajar juga. tunjangan yang diberikan kepada Anda hari ini .... adalah darah, keringat dan air mata rakyat. Jadi jangan menyia-nyiakan itu. Hingga akhir.”
Sementara itu Prof. Yoo menugaskan para petugas SKK untuk memeriksa kamar para siswa. Untuk membersihkan contekan-contekan yang ditemukan. Haha… si petugas yang nemu buku porno malah masukin lagi tuh buku ke bawah kasur, yang diambil Cuma contekan para siswa saja.
Yoon hee mengantri dan ia senang sekali menerima uang sakunya. Saat akan pulang ia dihampiri oleh Kim Won Tak dkk. Ahn Do hyun “ hey Daemul,katakan padaku dengan jujur. Apa kau senang karena akan pulang atau kau senang karena uang ini?”. Do hyun sambil menunjukkan uangnya. Yoon hee tersenyum senang. Bae Hae Won “dia sepertinya tidak memiliki isteri dan anak di rumah jadi tentu saja ia suka uang.” Won Tak mau ngomong “ Konfusius mengatakan…..” tapi Do hyun langsung menyumpal mulut Won tak dengan uang. Yoon hee tertawa “mendapatkan uang ini dan pulang membuat saya senang.” Semuanya tertawa dan bercanda dengan Yoon Hee. Yoon Hee ikut tertawa senang.
Ternyata Jae Shin sedari tadi memperhatikan Yoon Hee. Jae Shin penasaran “apa begitu?” lalu ia beranjak pergi eh datang Yong Ha dengan pucat pasi menghampiri Jae Shin. Yong Ha “katakan, saat di Chung Kwan Hyang. Katakan sejujurnya tanpa ragu. Apakah ada orang disana?”. Jae Shin malas meladeni dan mau pergi. Yong Ha menghalangi dan mencengkeram baju Jae shin sambil teriak “ cepat katakan sesuatu!”. Jae Shin merapikan poninya lalu bilang “kenapa kau seperti ini, pagi-pagi. Seperti orang yang melihat hantu, wajah putih pucat.” Jae Shin lalu melepaskan tangan Yong Ha dari bajunya dan pergi meninggalkan Yong Ha yang masih kebingungan.
Prof. Choi mengikuti Prof. Yoo yang masuk ke ruang pengajar sambil membawa barang sitaan dari kamar pelajar. Prof. Choi “pikirkan seperti ini Prof. Yoo, para pelajar jika ada barang yang mau mereka bawa dari rumah tidak peduli betapa berharga barang yang mungkin mereka bawa. Haruskah kita melarang mereka melakukannya?”. Prof. Yoo menatap tajam Prof. Choi. Prof. Choi meralat kalau maksudnya bisakah mereka berpura-pura tidak tahu kalau para siswa membawa benda berharga itu. Prof. Choi bilang mungkin karena para siswa bersyukur bertemu orang tua mereka lalu mereka ingat kepada pengajar mereka di Sungkyunkwan yang sudah seperti orang tua bagi mereka dan ingin memberikan hadiah dan memohon padanya agar diterima lalu Prof. Choi akan menghadiahkan hadiah itu pada Baginda yang sudah seperti ayah baginya. Prof. Yoo menatap tajam lalu Prof. Choi bilang apa yang salah dengan pemikirannya lalu bilang mungkin Prof. Jung mengerti perasaannya. Prof. Jung berbalik memakai kacamata pembesar dan mengagetkan Prof. Choi. Prof. Choi tanya apa yang dipakai Prof. Jung dimatanya. Ternyata benda itu adalah kaca pembesar yang dihadiahkan Yang Mulia untuk ujian berikutnya. Prof. Choi mencobanya dan melihat sekelilingnya lalu ia kaget melihat wajah Prof. Jung yang sangat dekat.
Prof. Jung “bahkan dari jauh bisa menangkap mahasiswa yang mencontek. Ini seperti mata kedua. Prof. Choi memuji “wow Prof. Jung kau memang selalu selangkah lebih maju dari aku. Untuk ujian masuk yang akan datang kau mempersiapkannya jauh ke depan.haha… apa itu mahal?”
Prof. Yoo “ apa kau kebetulan sudah tahu apa pertanyaan Yang Mulia untuk ujian bulan ini?” Prof. Choi langsung memperhatikan Prof. Jung. Prof. Jung “siapa yang bisa menerka apa yang akan diujikan, setan saja tidak bisa menebak”. Prof. Jung tersenyum sambil mencoba lagi kacamata pembesarnya.
Raja menuangkan tangramnya yang dari kayu. Lalu membentuk bagian tangram itu menjadi kapal dan lain-lain. (wow keren ternyata tangram itu sudah ada sejak zaman Joseon. Tangram terdiri dari sebuah bangun datar persegi yang dipotong-potong menjadi tujuh bagian digunakan untuk mengeksplorasi bentuk bangun datar.). menteri bertanya pada Raja tentang suatu masalah. Raja tersenyum dan bilang masalah itu akan ada yang menyelesaikannya. Raja akan menggunakan masalah itu sebagai bahan ujian bulan depan. Raja juga bilang ke menteri kepercayaannya kalau orang yang dapat menyelesaikan ujiannya kali ini tak peduli itu adalah putra Noron Lee Sun Joon, menteri tidak bisa mengubah pikirannya lagi.
Sun Joon menunggu di depan Sungkyunkwan. Saat ia melihat Yoon Hee keluar sambil tersenyum melihat uangnya ia menghampirinya. Sun Joon “bahkan sebagai pelajar Sungkyunkwan, tidak ada yang berubah tetap fokus pada uang. Tidak mampu mencari tahu apa yang penting, kau persis sama.” Yoon Hee “aku tidak punya hal yang ingin kusampaikan.”
Sun Joon lalu menyodorkan bungkusan pada Yoon Hee. Yoon Hee terkejut dan bingung. Sun Joon “kau bilang kau punya adik yang sedang sakit”. Yoon Hee “bagaimana kau bisa ingat hal itu?” Yoon Hee lalu menerima pemberian Sun Joon. Yoon Hee “karena kau sudah membawanya, aku akan menerimanya.” Yoon Hee berjalan pergi sambil tersenyum.
Ternyata di depannya ada In So dkk yang mendekat. In So “oh tidak, aku satu langkah terlambat”. Yoon Hee juga Sun Joon melihat dengan bingung. In So tersenyum licik “terimalah Kim Yoon Shik”. Byung Chon melemparkan bungkusan ke depan Yoon Hee. Yoon Hee tersinggung “apa maksudnya ini?”. Jae Shin dan Yong Ha yang melihat segera mendekat, semua pelajar mengerubungi mereka.
In So “aku datang untuk mengatakan kalau aku berpikir ketika kita semua meninggalkan Sungkyunkwan, makanan sisa dari dapur semua akan menjadi sia-sia, Kemudian, akan dibuang pada rumput-rumput dan akan menjadi makanan untuk sapi dan ternak lainnya. Kim Yoon Shik, seperti yang kau ketahui dengan baik ini semua darah, keringat, dan air mata rakyat. Aku tidak bisa membuang darah, keringat, dan air mata rakyat sebagai pakan untuk sapi. Kami, yang akan suatu hari menjadi pejabat pemerintah.” Yoon Hee merasa terhina, Sun Joon kesal dan tanya apa maksud In So.
In So bilang kalau ia berpikir siapa yang pantas mengurus makanan sisa itu yang lebih baik dari Kim Yoon Shik. Semua yang melihat penghinaan itu kasihan melihat Yoon Hee. Yoon Hee tersinggung dan mulai mengepalkan tangannya karena marah. Sun Joon maju dan bilang makanan itu bukan untuk Kim Yoon Shik. In So balik tanya kenapa? Sun Joon bisa melakukannya mengapa ia tidak bisa melakukan itu. Sun Joon marah, Yoon Hee melihat bungkusan yang tadi dikasih Sun Joon. In So tersenyum licik dan bilang “apakah kau ingin aku mengakuimu sebagai pelajar Sungkyunkwan jika kau menang Dae Sa Rae? Itulah jawabanku. Sebagai seorang pelajar Sungkyunkwan setidaknya kau harus menikmati kemewahan ini”. Byung Chon tertawa mengejek dan bilang bukankah itu hak? Temannya ikut tertawa membenarkan. Jae Shin kesal dan datang menghampiri In So dan mencengkeram bajunya. Jae Shin “diam kau”. Byung Chon “lihat pendukung Kim Yoon Shik ada di sini, kelompok harmoni politik atau apapun itu. Jae Shin tambah marah dan mau memukul In So. Yoon Hee “ hentikan senior. Aku.. aku baik-baik saja”. Jae Shin terkejut, In So tersenyum menang lalu Kang Mo melepaskan tangan Jae Shin dari In So.
Yoon Hee membungkukkan badannya matanya berkaca-kaca “Terima kasih Presiden” Jae Shin kesal dan melihat Yoon Hee “apa yang kau katakan sekarang”. Yoon Hee lalu mengambil bungkusan yang diberikan In So. Jae Shin marah dan menyuruhnya meletakkan itu. Yoon Hee menolak ia tetap akan mengambilnya karena itu sangat berguna bagi rumahnya. Jae Shin tambah kesal, Yong Ha bingung melihatnya. Sun Joon kasihan melihat Yoon Hee. Yoon Hee lalu beranjak pergi dari sana. Sun Joon mengejarnya dan memegang bahunya. Yoon Hee hanya berbalik menatap Sun Joon lalu kembali berjalan. Sun Joon hanya bisa melihat Yoon hee dengan sedih.
In So “dengar Moon Jae Shin, Lee Sun Joon”. Sun Joon menoleh ke In So. In So “ kau bilang kau akan menjadi salah satu yang terlepas dari partai politik. Kalian tidak akan menjadi satu dengan Kim Yoon Shik. Apakah kalian Noron atau Soron. Karena kau anak yang berharga yang tidak perlu merasa khawatir tentang makanan sejak kau lahir”. Jae Shin marah dan mau menonjok In So tapi tangannya dihalangi oleh Kang Mo. In So senyum licik “Mari kita bergaul dengan baik mulai sekarang. Kita dari situasi yang sama”.
Jae Shin muak denger ocehan In So. Jae Shin “tutup mulutmu, baunya…” lalu Jae Shin pergi meninggalkan In So yang tetap tersenyum licik. Sun Joon menatap In So dengan tajam.
Yoon Hee menyusuri pasar dengan wajah sedihnya, diam-diam Jae Shin mengikutinya dari belakang.
Sun Joon pulang ke rumahnya, ia disambut oleh pelayannya. Sun Joon melihat banyak sekali pot tanaman baru. Ia tanya ke pelayannya ada apa dengan pot bunga ini. Pelayannya meremehkan kalau Sun joon telah jadi anak yang tidak berbakti karena ia lupa ulang tahun ayahnya. Sun Joon bilang ia tidak lupa ulang tahun ayahnya tapi ia merasa aneh karena hadiah itu biasanya tahun-tahun lalu dikembalikan lagi namun sekarang ini berbeda. Lalu muncul ibunya yang bilang kalau ayahnya sekarang sudah mulai tua. Malah sekarang ayahnya mengundang beberapa orang untuk jamuan makan. Untuk mempersiapkan meja makan ibunya ikut sibuk. Ibunya senang sekali melihat Sun Joon dan bilang Sun Joon telah tumbuh jadi pemuda yang tampan. Sun Joon juga tersenyum senang melihat ibunya lalu ia tanya dimana ayahnya?
Menteri Lee sedang berlatih catur igo. Lalu pengawalnya lapor kalau Sun Joon datang ingin bertemu. Menteri Lee jawab ia sudah tahu dan sedang menunggunya.
Sun Joon masuk dan tersenyum melihat ayahnya. Ayahnya menyodorkan catur mengajaknya bertanding. Mereka akhirnya menobrol sambil bermain catur igo. Sun Joon “ saya sedikit terkejut mendengar ayah mengadakan jamuan ulang tahun, tidak pernah terjadi sebelumnya”. Ayahnya tersenyum “tidak benar-benar perjamuan. Anggur tahun lalu ternyata baik dan saya ingin berbagi dengan orang lain. Keterampilan memanahmu telah membaik”. Sun Joon “ saya masih harus belajar banyak ayah”. Ayahnya tersenyum lalu bilang “tim harmoni politik, Raja tampak sangat senang. Pekerjaan bagus tapi tidak ada manfaatnya untukmu. Untuk menghidupkan Raja sebagai musuhmu beberapa hari….”. Sun Joon “maksud ayah aku harus bertentangan dengan Raja?”. Ayahnya bertanya apa Sun Joon takut? Sun Joon “apakah itu jalan yang benar, itu yang saya takutkan”. Ayahnya marah “ Negara Joseon kita adalah Negara bangsawan. Imjin invasi (serangan dari jepang di 1592) dan Perang Byungja (dengan dinasti Qing di 1636), selama dua perang faktanya satu-satunya pilihan keluarga Raja adalah pergi meninggalkan rakyatnya dan pergi dari istana atau tunduk pada penyusup biadab itu. Pada saat itu orang yang memimpin warga dan menjaga pos adalah kaum bangsawan. Menghukum bangsawan dengan tuduhan yang memecahbelah pihak dan mengisolasi kekuasaan di tangan Raja adalah alasan sebenarnya dari harmoni politik. Aku tidak percaya bahwa kau adalah orang bodoh yang akan jatuh untuk alasan palsu tersebut. namun akan lebih bijaksana untuk tidak melakukan tindakan yang akan memimpin dunia dengan paham yang salah”. Sun Joon “apa ayah mengatakan kalau dunia ini penuh salah paham?”
Ayahnya “dengan anak Namin yang tidak dikenal itu atau dengan seseorang dari keluarga Soron. Bergaul dengan mereka sebagai teman sekamar”.
Sun Joon “aku.. tidak memiliki mereka sebagai teman sekamar, ayah. Meskipun miskin, dia tidak pernah malas dalam belajarnya. Seseorang yang berpikir keluarganya lebih dari kebanggaan sendiri, pelajar Kim Yoon Shik. Dan… dia yang tidak pernah ragu demi keadilan, pelajar Moon Jae Shin. Aku … belajar lebih banyak dari mereka”. Ayahnya murka “ ini adalah perintah, apakah perlu saya jelaskan lebih jauh”. Sun Joon terdiam.
Yoon Hee berjalan pulang lalu ia melihat seorang penjual makanan dan mendatanginya. Yoon Hee meminta penjual itu membungkuskan beberapa makanan. Setelah dibungkus,ia membayarnya. Saat berbalik ternyata ia melihat dua kakak beradik yang melihat penjual itu dengan tatapan lapar. Yoon Hee teringat adiknya lalu ia memberikan dua potong makanannya. Keduanya menerima dengan gembira. Lalu si kakak melihat adiknya dan memberikan makanannya. Yoon Hee terharu lalu memberikan sebagian makanannya pada si kakak sambil mengelus rambutnya.
Yoon Hee lalu melanjutkan perjalanannya. Jae Shin masih terus mengikutinya diam-diam. Yoon Hee terus berjalan lalu ia melihat hiasan rambut dan membelinya. Lalu ia melihat para gadis di sebelahnya sedang tertawa senang memilih pita, iapun melihat pita warna merah jambu. Jae Shin ikut memperhatikannya lalu ia memandang saputangan Yoon Hee. Yoon Hee memilih pita itu dan tertarik lalu penjualnya bilang “bagaimana anda tahu keinginan wanita begitu baik?itu harganya 5 sen. Anda harus membelinya”. Lalu Yoon Hee menoleh dan terkejut melihat gadis disampingnya adalah Hyo Eun dan ia melihat kearah Yoon Hee. Yoon Hee buru-buru menaruh pita itu dan bergegas pergi. Hyo Eun bingung. Lalu Jae Shin menghampiri dan memegang pita yang tadi dipegang Yoon Hee. Hyo Eun yang sedang mencoba pita di bajunya melihat Jae Shin. Jae Shin kayaknya niat mau membelikan buat Yoon Hee tapi ia menyadari ada yang membuntutinya dan melihat pantulan mereka di kaca. Jae Shin meletakkan pita itu dan bergegas pergi. Hyo Eun yang penasaran langsung melihat pita itu sambil bilang “apakah ini juga pilihan laki-laki?”lalu Hyo Eun membeli pita itu sambil tersenyum senang.
Jae Shin terus berjalan cepat dan bersembunyi. Saat orang-orang yang mengintainya lewat ia menangkap salah seorang dari mereka dan mendesaknya untuk mengatakan siapa yang menyuruhnya melakukan pengintaian itu. Orang itu diancam dan ngaku kalau yang nyuruh Byung Pan (menteri perang). Jae Shin balik nanya kenapa menteri Ha memerintah untuk mengikutinya. Eh orang itu jawab mereka gak mengikuti Jae Shin tapi Kim Yoon Shik. (gubraks…wkwk…).
Lalu Jae Shin kembali ketempat tadi dan melihat sekeliling mencari Yoon Hee. Tapi ia kehilangan jejak. Jae Shin penasaran siapa sebenarnya identitas sejati Kim Yoon Shik.
Kapten lapor ke menteri Ha kalau ia kehilangan jejak Yoon Shik. Menteri Ha marah dan menggebrak meja. Kapten lalu bilang kalau Kim Yoon Shik bukanlah Hongbyuk So karena dilihat dari sikap memanahnya dan postur tubuhnya sangat berbeda dari Hongbyuk So. Menteri Ha marah dan memukul bawahannya serta bilang “siapa yang menyuruhnya menganalisa. Cukup menangkapnya saja. Apa dia Hongbyuk So (pembawa pesan merah) atau Chung Byuk Seo (Biru) apapun itu tangkap saja dia”.
Lalu In So datang. Keduanya menoleh ke In So, kapten lalu pergi keluar. In So menghampiri ayahnya dan memberikan bingkisan pada ayahnya. In So duduk didepan ayahnya lalu ia bilang “aku dengar ayah akan menghadiri pesta ulang tahu menteri Jwa Sang”. Ayahnya membenarkan lalu bilang “aku juga ingin tahu apa yang merasuki orang teliti seperti dia hingga mengadakan pesta ulang tahun”. In So tersenyum “dia ingin memamerkan pengaruhnya”. Ayahnya bingung “kenapa? Kepada siapa? In So tersenyum “ bahkab jika Raja ingin membangkitkan para sarjana muda, bahwa kekuatan yang benar-benar bergerak di Joseon bukanlah kekuatan keluarga kerajaan Jeongjo tetapi Jin Sung (kepala keluarga) Lee Jwa sang sendiri”.
Lalu ayahnya nanya tentang kim Yoon Shik ke In So. In So balik nanya kenapa ayahnya ingin tahu. Ayahnya protes kenapa anaknya ini sangat rewel. In So bilang semua yang ada hubungannya dengan Sungkyunkwan tidak harus terjadi tanpa dengan sepengatahuannya.
Ayahnya kesal dan bilang kalau ia berhutang budi pada ayahnya Yoon Shik. In So nanya “ ayah takut anaknya mungkin akan meminta ayah melunasi hutang. Ayah tenang saja dia tidak akan mampu melakukannya”.
Menteri Ha tersenyum “itu bagus tapi … Raja telah mengumumkan tentang teman sekamar, tentang harmoni politik”. In So tersenyum sinis “itulah pada akhirnya saya akan membuat Lee Sun Joon salah satu orang saya”. Menteri Ha penasaran “bagaimana caranya?”. In So tersenyum (waduh muak banget nulisnya senyumnya licik gitu beda ma senyum jae shin atau yong ha yang so sweet ^_^) dan bertanya “ayah tidak tahu? Hyo Eun”. Menteri Ha bingung “Hyo Eun? Bagaimana bisa dengan putriku?”. In So tersenyum licik.
Hyo Eun sedang mendatangi peramal. Ia memilih kartu-kartu untuk dibacakan. Hyo Eun lalu nanya kapan mak comblangnya akan datang, eh si peramal bilang itu tidak akan terjadi. Hyo Eun lantas bangkit dan marah bilang peramal itu mengada-ngada. Ia juga bilang apa peramal itu tahu siapa dia. Lalu pelayannya membujuknya agar mau duduk kembali. Mereka menceritakan kesesuaian ramalan peramal itu. Hyo Eun mau tidak mau duduk kembali dan bertanya pada peramal apa yang harus ia lakukan.
Yong Ha tersenyum, ia berada disekitar situ bersama para gisaeng. Yong Ha nggak habis pikir bagaimana bisa ada orang yang percaya kartu yang ia ambil dapat merubah hati seseorang.lalu kedua gisaeng disampingnya komentar kalau ocehan peramal itu mujarab. Yong Ha senyum penasaran “pantas tempat itu diberi nama sedang mengoceh”.
lalu Yong Ha mau bangkit tapi ia langsung ditarik kedua gisaeng itu. Mereka cemburu dan tanya hati siapa yang mau Yong Ha rubah, Yong Ha hanya tersenyum lalu bilang kalau jantungnya, kedua gisaeng bingung. Yong Ha bilang “segala sesuatu tentang perempuan yang baik tetapi akan selalu membosankan, bagimana senangnya jika tidak demikian. Lalu aku akan menghemat biaya rayuan”. Yong Ha menopang dagunya sambil tersenyum. Cho Sun menutup bukunya dan ikut komentar agar Yong Ha tidak berpikir seperti itu, jika ia menemukan gadis itu maka Yong Ha harus memperkenalkannya padanya karena ia ingin tahu mungkin itu gadis yang luar biasa. Yong Ha tersenyum mendengarnya. (wah Yong Ha lagi ngomongin Yoon Hee nih )
Kembali ke Hyo Eun. Si peramal bilang kalau orang yang dikejar Hyo Eun sangat dingin bahkan ia tidak menyadari ada gadis yang lewat di depannya. Hyo Eun kesal dan tanya apa maksudnya Sun Joon tidak bisa melihat dia? Hyo Eun memilih kartu lagi lalu peramal membacakan artinya. Intinya si Hyo Eun harus menunjukkan kalau ia seorang gadis. Hyo Eun bingung Lalu si peramal membisikkan sesuatu ke Hyo Eun. Hyo Eun kaget dan marah-marah ia tidak akan melakukan itu., pelayannya nanya emang apa yang dibilang si peramal. Hyo Eun menolak memberitahukannya tapi dia tidak akan melakukan hal itu sambil memandang peramal dengan kesal.
Yoon Hee datang ke toko buku Hwang. Tuan Hwang marah karena Yoon Hee menolak menulis surat cinta padahal Yoon Hee adalah orang yang akan melakukan segalanya demi uang. Yoon Hee duduk terpaku dan meminta tuan Hwang untuk memberikan pekerjaan lain selain menulis surat cinta. Yoon Hee tersenyum dan bilang ia akan mengerjakannya dengan baik sebelum kembali ke Sungkyunkwan. Tuan Hwang bilang apa Yoon Hee mau ia mati karena gadis yang sedang jatuh cinta memiliki emosi yang tidak stabil. Yoon Hee mengeluh mau gimana lagi ia memang tidak bisa menulisnya. Yoon Hee bilang ia tidak pernah menulis atau pun menerima surat cinta. Tuan Hwang keceplosan kalau uang yang ia berikan dimuka yang sebesar 50 nyang itu dari putra Jwa Sang yaitu Sun Joon. Yoon Hee kaget dan memastikannya kembali. Tuan Hwang langsung menutup mulutnya dan menamparnya karena ia tidak sengaja membocorkan rahasia. Yoon Hee lalu pergi keluar ia meninggalkan tuan Hwang yang terus memukul-mukul mulutnya. Tuan Hwang melihat barang bawaan Yoon Hee.
Yoon Hee terus berjalan dalam keadaan marah, ia mengepalkan tangannya. Cho Sun melihat Yoon Hee dan ingin menyapanya tapi Yoon Hee melewatinya begitu saja membuat Cho Sun menatapnya sedih.
Kedua gisaeng melihat Cho Sun dan bertanya dia kenapa, wajahnya sangat pucat seperti melihat hantu saja. Yong Ha langsung marah dan bilang tidak ada hantu. Cho Sun dengan wajah sedih bilang ia akan kembali ke Gibang moran. Gisaeng yang lain tanya tapi kenapa bukannya mereka kesana ingin membeli baju baru. Cho Sun menjawab sedih “ jika saya memakai pakaian baru dan berdandan cantik dan dia tetap tidak melihat kearahku. Setidaknya sekarang aku punya alasan. Yong Ha bingung dan ikut melihat kearah yang dilihat Cho Sun.
Sun Joon sedang belajar dan ia teringat kejadian tadi siang tentang insiden penghinaan In So. Sun Joon tidak konsentrasi membacanya. Lalu pelayannya bilang ada tamu untuknya. Sun Joon pun keluar dan melihat punggung seseorang, ia senang menyangka itu Yoon Hee lalu menghampirinya.
Saat didekati dan orang itu menoleh ternyata Hyo Eun yang datang dengan baju laki-laki. Sun Joon kaget melihat penampilan Hyo Eun. Hyo Eun tersenyum dan bilang kalau ia adalah putri bangsawan maka ia harus menjaga dirinya dari pandangan orang. Bagi Hyo Eun rumah Sun Joon lebih sulit didatangi daripada Sungkyunkwan.
Sementara itu menteri Lee mengadakan jamuan makan. Menteri Ha memberinya ucapan selamat. Semua menteri juga memberi selamat. Menteri Lee tanya pada menteri yang mengurusi Raja, apakah ia akan memberitahu Raja tentang pertemuan hari itu karena Baginda mereka mendapatkan banyak makanan dan minuman di perjamuan. Menteri Ha juga ikut bicara dengan melihat semua yang datang dan memberi selamat. Menteri Ha meminta perdana menteri memberitahu Raja tanpa mengurangi rinciannya. Semuanya tertawa, Menteri Lee tersenyum. Menteri itu menolak, ia tidak akan memberitahu Raja karena orang yang suka gosip tentang orang lain akan banyak berbicara tentang pesta mewah sama menyedihkannya dengan memperlihatkan pengaruh sebagai opini publik sama buruknya dengan mengatakan hal yang buruk tentang Menteri Jwa Sang.
Menteri Lee terlihat kesal lalu mencoba tersenyum dan tanya “ oh …apakah anda percaya kalau Yang Mulia terpengaruh pada skandal yang ada di dunia ini. Yang mulia lebih tau dari orang lain kesetian saya untuk Joseon.” Menteri Lee tertawa.
Sun Joon dan Hyo Eun. Sun Joon “Ini akan menjadi masalah jika kau terus melakukan hal ini. Keluar seperti ini dan datang kemari dengan pakaian laki-laki melanggar aturan. Mulai saat ini jika kau memiliki pesan untuk saya utus saja pelayan untuk mengirimnya.” Hyo Eun lalu mendekat dan mengalungkan tangannya ke leher Sun Joon. Sun Joon kaget lalu melepaskan tangan Hyo Eun. Ia melihat kertas ditangan Hyo Eun dan merebutnya. Hyo Eun tetap memegangnya erta sehingga kertasnya robek. Hyo Eun panik bagaimana ini, padahal cuma 15 menit saja. Sun Joon menebaknya “apa kau memiliki perasaan terhadapku?” Hyo Eun kaget. Sun Joon “jika begitu berhentilah. Saya tidak percaya bahwa hati seseorang bisa digerakkan oleh sesuatu seperti jimat ini. Dan Saya benar-benar membenci tipuan bodoh tersebut. Saya tidak ingin menjalin hubungan dengan Anda sebagai seorang kekasih atau teman”. Hyo Eun hampir menangis mendengarnya. Sun Joon “ dan jangan kembali lagi, saya berharap bahwa kita tidak akan bertemu lagi”.
Sun Joon lalu berbalik dan pergi meninggalkan Hyo Eun. Hyo Eun “lalu apa yang harus saya lakukan?” Sun Joon terhenti. Hyo Eun bicara sambil mau nagis “ Aku marah juga. Karena aku benci diri sendiri karena cara ini, Aku mencoba untuk tidak datang. Saya tidak pernah bermimpi bahwa saya akan melakukan hal-hal bodoh seperti itu. Tapi sebelum aku tahu, aku tidak bisa membantu tetapi untuk berdiri di depan Anda seperti ini tampak seperti orang bodoh. Saya senang bahwa hal-hal yang tampaknya hanya terjadi di novel roman yang terjadi padaku. Hatiku bergetar sehari-hari. Meskipun demikian, suatu hari saya menyadari. Aku datang untuk tahu. Bahwa Anda tidak berbagi perasaan yang sama seperti saya. tapi tidak apa-apa. Karena aku sangat menyukai orang seperti Anda. Saya sangat menyesal”. Sun Joon kasihan dan berbalik melihat Hyo Eun. Sun Joon berjalan mendekati Hyo Eun yang hampir nangis.
Hyo Eun malu lalu buru-buru pergi. Karena terburu-buru Hyo Eun menabrak pelayan yang sedang membawa piring sehingga piringnya jatuh dan menimbulkan suara ribut. Ternyata Hyo Eun tepat berdiri di depan ruang acara perjamuan.
Semua menteri yang hadir langsung menoleh melihat asal suara ribut itu. Semuanya berkomentar “bukankah itu putri menteri perang.’ Menteri Ha kaget melihat putrinya lalu teriak “ Hyo Eun , kau..” sambil menunjuk Hyo Eun.
Menteri Lee juga melihat Hyo Eun. Hyo Eun melihat ayahnya dan semua menteri ia malu sekali. Lalu datang Sun Joon dan melihat Hyo Eun. Sun Joon melihat kearah para menteri lalu mau mengajak Hyo Eun. Saking gugupnya Hyo Eun tidak bisa bergerak lalu Sun joon menggendong Hyo Eun pergi dari situ.
Ayahnya Sun Joon melihat kejadian itu, menteri Ha terlihat bingung.
Sun Joon menggendong Hyo Eun ke tempat semula dan menurunkannya. Sun Joon “Tidak ada yang akan terjadi. Jangan khawatir terlalu banyak ...”. tiba-tiba Hyo Eun mencium pipi Sun Joon. Sun Joon kaget dengan tindakan Hyo Eun. Hyo Eun “ bagaimana kau bisa menyuruhku menyerah untuk orang seperti anda”. Sun Joon terdiam.
Kembali ke perjamuan. Menteri Ha minum dan menatap menteri Lee yang sedang minum sambil berpikir. Menteri Ha tanya sepertinya menteri Lee belum tahu, tapi ia juga baru tahu hal itu. Menteri Ha juga bilang anak-anak zaman sekarang berbeda dengan zaman mereka, tapi tidak boleh juga asal memarahi mereka karena itu semua adalah bagian dari menjadi muda. Menteri Ha tertawa, menteri Lee hanya diam meminum anggurnya.
Sun Joon mengantar Hyo Eun sampai pintu gerbang rumahnya lalu ia bilang kalau Son Dol akan mengantar Hyo Eun dengan selamat. Hyo Eun tersenyum senang. Lalu pelayannya melihat Yoon Hee dan memberitahu Sun Joon. Sun Joon menoleh dan melihat Yoon Hee lalu menyuruh pelayannya segera mengantar Hyo Eun pulang.
Yoon Hee yang melihat Sun Joon sedang bersama Hyo Eun berbalik pergi. Sun Joon mengejarnya. Sun Joon “ bukankah kau kemari untuk melihat saya? Kim Yoon Shik” Yoon Hee terus berjalan lalu Sun Joon mengejar dan menahannya. Yoon Hee berbalik dan menatap Sun Joon tajam. Yoon Hee “ sampai saat ini apa kau bersenang-senang? Melihat saya bersemangat berkeliling sebagai sarjana Sungkyunkwan tidak mengetahui apa-apa, berapa banyak Anda diam-diam mengejek saya?”. Sun Joon bingung dan nanya “Apa yang kamu bicarakan?”. Yoon Hee “ uang 50 nyang. Saya mendengar semuanya dari tuan Hwang. Pernah suatu ketika saya ingin melihat wajah anda.” Mata Yoon Hee berkaca-kaca menahan marah. Sun Joon terdiam merasa bersalah.
To be Continued….